
SEMARANG (Lenteratoday) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah mencatat ada 5 anak yang telah terserang penyakit gagal ginjal akut (Acute Kidney Injury). Merespon hal tersebut, DPRD Provinsi Jawa Tengah meminta Pemerintah Provinsi untuk segera menerapkan langkah antisipasi.
Ketua Komisi E DPRD Jateng, Abdul Hamid, menyarankan kepada Dinkes Jateng untuk memperbaiki fasilitas rumah sakit. Menurutnya, hal tersebut akan meningkatkan kualitas penanganan dan meminimalisir risiko kematian akibat gagal ginjal akut.
"Harus memperkuat basic fasilitasi perawatan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana di rumah sakit. Rumah sakit minimal punya standarisasi upaya antisipasi dan penyembuhan," katanya saat dihubungi belum lama ini.
Lebih lanjut, ia meminta Dinkes Jateng untuk turut menyosialisasikan mengenai penyakit gagal ginjal akut ini. Mulai dadi penyebab, upaya pencegahan, gejala, dan langkah yang harus diambil apabila anak terjangkit penyakit ini.
Menurutnya, sosialisasi harus dilakukan hingga ke dasar. Informasi yang disampaikan hendaknya sampai ke lingkup masyarakat yang terkecil.
"Harus sampai ke tingakatan paling bawah, Puskesmas, Posyandu, sampai bawah itu diperhatikan, sehingga masyarakat menjadi lebih waspada dan antisipasi unntuk mengatasi hal tersebut," ujarnya.
Disamping itu, ia berpesan kepada masyarakat untuk sementara waktu menghentikan konsumsi obat sirup, khususnya yang telah dinyatakan tidak layak edar oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Adapun alternatif lain yang dapat diterapkan yakni menggantinya dengan obat herbal maupun obat tablet.
Tak lupa, ia juga mendorong berjalannya sinergitas antara provinsi dan kabupaten/kota. Meluasnya penyakit gagal ginjal akut membutuhkan pencegahan bersama.
"Ini menjadi perhatian bersama dan membutuhkan antisipasi dari masing-masing daerah supaya tidak ada lagi peningkatan kasus," katanya.
Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Endang Pergiwati