22 April 2025

Get In Touch

Pembangunan Pengolahan Sampah Terpadu Berkapasitas 84 Ton Per Hari di Banyuwangi Dimulai Awal November

Bupati Banyuwangi, Ipuk saat mendapatkan penjelasan soal TPST3R di Banyuwangi. (Foto:istimewa)
Bupati Banyuwangi, Ipuk saat mendapatkan penjelasan soal TPST3R di Banyuwangi. (Foto:istimewa)

BANYUWANGI (Lenteratoday) –Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPST 3R), dengan kapasitas 84 ton per hari, di Kecamatan Songgon, bakal dimulai awal November tahun ini. TPST yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penanganan sampah di wilayah Songgon dan empat kecamatan lain di sekitarnya itu, merupakan kolaborasi Pemerintah Norwegia bersama Pemkab Banyuwangi.

TPST ini merupakan pelaksanaan program “Banyuwangi Hijau", sebagai upaya pengendalian sampah plastik dengan memilah sampah langsung dari rumah tangga. Banyuwangi Hijau merupakan kelanjutan dari Project STOP (Stop Ocean Plastics) yang sukses dilaksanakan di Kecamatan Muncar sejak 2018 oleh NGO dunia PT. Systemiq Lestari Indonesia, yang didanai pemerintah Norwegia dan institusi bisnis Borealis dari Austria.

“Kami sudah bertemu dengan pihak Systemiq membahas berbagai hal terkait progres program Banyuwangi Hijau. Salah satunya disampaikan pembangunan TPST di Songgon akan dilakukan awal bulan depan. Kita berharap semuanya berjalan lancar dan bisa selesai sesuai target,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, usai bertemu Program Director for Project Banyuwangi Hijau, Andre Kuncoroyekti, Senin (24/10/2022).

TPST ini dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar di Desa Balak, Kecamatan Songgon, yang nantinya akan menjangkau 5 kecamatan sekaligus, yakni Songgon, Rogojampi, Sempu Genteng, dan Singojuruh. TPTS ini didesain dengan kapasitas 84 ton per hari, atau diperkirakan mampu memproses sampah yang dihasilkan dari 54 ribu rumah per hari.

“Terkait desain bangunannya kami minta agar tetap mengadopsi kearifan lokal. Identitas budaya Banyuwangi jangan sampai ditinggalkan. Zaman boleh berkembang, namun kearifan dan peradaban Banyuwangi tidak boleh terpinggirkan,” tutur Ipuk. (*)

Reporter: pj moko | Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.