20 April 2025

Get In Touch

Upaya Pemkot Malang Wujudkan Kota Ramah Anak

Wali Kota Malang, Sutiaji saag memberikan arahannya dalam seminar Anti Bullying bersama tenaga pendidik di SMKN 4 Kota Malang
Wali Kota Malang, Sutiaji saag memberikan arahannya dalam seminar Anti Bullying bersama tenaga pendidik di SMKN 4 Kota Malang

MALANG (Lenteratoday) – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) menargetkan Kota Malang sebagai kota ramah anak, dengan target persentase bebas bullying hingga 0%.

Dalam mengoptimalkan target tersebut, Kepala Dikbud Kota Malang, Suwarjana, mengatakan telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) anti bullying yang nantinya akan diterapkan di seluruh sekolah se Kota Malang.

“Satgas anti bullying itu fungsinya untuk anti perundungan. Karena terkadang perundungan itu timbul dari berbagai masalah. Kami tadi juga sudah setuju kalau bully itu bisa timbul dari rumah, sekolah, anak ke guru dan guru ke anak, biasanya juga bersenda gurau yang keterlaluan bisa jadi bully,” ujar Kepala Dikbud Kota Malang, Suwarjana, ditemui usai memberikan materi pada seminar Anti Bullying di SMKN 4 Kota Malang, Senin (28/11/2022).

Suwarjana menambahkan bahwa Satgas Anti Bullying ke depannya tidak hanya bertugas untuk mencegah adanya perundungan. Namun, juga sebagai pengawas apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah.

“Mereka tidak hanya semata-mata untuk mengawasi anak-anak kita yang dibully. Jadi mungkin dikala ada sholat bersama, ada kegiatan mental spiritual tapi ada anak yang memilih gak ikut, itu adalah tugas satgas tadi untuk mengawasi,” tambahnya.

Kemudian, disebutkannya bahwa SMPN 10 Kota Malang telah menjadi salah satu contoh diterapkannya satgas anti bullying di Kota Malang. Suwarjana juga menjelaskan, anggota Satgas Anti Bullying terdiri siswa serta guru sebagai pengontrol.

“Satgas isinya guru sebagai controlling. Tapi untuk satgasnya adalah siswa. Jadi fungsi guru itu tetap ngontrol karena gak mungkin siswa dilepas. Karena kadang kalau siswa dilepas, takutnya kalau ada murid yang melawan, anak-anak kan gak bisa mengatasinya,” urainya.

Wali Kota Malang, Sutiaji

Lebih lanjut, Suwarjana mengharap dengan dibentuknya Satgas Anti Bullying tersebut. Maka akan turut mengurangi tindakan perundungan dan ketidakadilan yang terjadi pada siswa dan seluruh elemen di sekolah. Baik dari jenjang SD, SMP, SMA/SMA di Kota Malang.

“Ada dari SD, SMP, kalau TK belum. SMA juga ada, sama saja. Makanya sekarang kegiatan seperti ini kami juga mengajak ranah SMA/SMK di wilayah Kota Malang, jangan sampai terjadi bullying karena juga menyangkut nama baik kota Malang,” tandasnya.

Senada dengan penuturan Kadikbud diatas. Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan meskipun di wilayahnya terbilang telah terbebas dari tindakan perundungan. Namun sekolah tetap harus waspada terhadap tindakan dan perilaku bullying. Hal tersebut dinilainya juga untuk mewujudkan komitmen kota Malang, sebagai kota ramah anak.

“Walaupun saat ini alhamdulillah (terjadi) penurunan, tapi tetap kita perlu waspada. Jadi perlakuan bullying atau perundungan itu harus memang kita perangi. Yang walaupun bullying ini kan kadang dari gurauan, ya satu dua orang, terus (merembet) ke yang lain,” jelas Wali Kota Malang, Sutiaji, ditemui pada kesempatan yang sama.

Diakhir, orang nomor 1 di lingkup Pemkot Malang tersebut menyampaikan bahwa sebagai bentuk komitmennya dalam mencegah dan meminimalisir perundungan. Maka misi ke 3 Pemkot Malang, yakni mewujudkan kota yang rukun dan toleransi, yang berazaskan keberagaman dan keberpihakan masyarakat rentan dan gender. Harus selalu dioptimalkan.

“Bullying kalau mengacu pada capaian RPJMD memang menjadi salah satu komitmen, gitu aja. Tapi kan di RPJMD di misi ke 3 itu kan langsung menyebut kaum rentan. Jadi itu harus dilindungi. Kami tidak ada target, targetnya ya 0 persen bebas dari bullying atau bahkan tidak ada bullying,” tandasnya. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.