21 April 2025

Get In Touch

DPRD Jatim Minta Pemprov Wujudkan Wisata Religi Terpadu

Anggota Komisi B, Iwan Zunaih.
Anggota Komisi B, Iwan Zunaih.

SURABAYA (Lenteratoday) - Konsep wisata relegi terpadu yang menjadi salah satu konsep Gubernur Khofifah belum terwujud dengan baik. Padahal, Jatim, khususnya di kawasan Pantura memiliki potensi wisata religi yang cukup menjanjikan.

Untuk diketahui, di Pantura mulai dari Surabaya, Gresik, Lamongan, hingga Tuban pemiliki potensi wisata religi yang cukup bagus. Di antaranya ada makam Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Sunan Drajat di Lamongan, dan Sunan Bonangdi Tuban.

“Iya ini memang belum maksimal. Konsep wisata relegi terpadu yang menjadi program Bu Gubernur belum dilaksanakan secara maksimal. Ini yang patut kita sayangkan. Padahal potensi ekonomi dari sektor wisata ini sangat menjanjikan,” ujar Anggota Komisi B DPRD Jatim, Ahmad Iwan Zunaih di Surabaya, Selasa (29/11/2022).

Politikus Partai NasDem ini mengatakan jika konsep wisata religi terpadu ini diterapkan khususnya di kawasan Pantura, maka akan bisa menggairahkan wisata religi tersebut. Padahal bila ini dimaksimalkan akan menjadi wisata relegi yang lebih menjanjikan bagi Jatim.

“Seperti di makan Sunan Drajat, banyak situs-situs lain yang juga memiliki nilai sejarah namun belum tergarap dengan baik. Ini khan cukup disayangkan padahal memiliki nilai ekonomis kalau dimaksimalkan,” beber Gus Iwan.

Dia menambahkan jika antar situs wisata religi ini dihubungkan satu sama lain maka akan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Selain itu, jika situs-situs yang ada di kawasan Pantura bisa dimaksimalkan menjadi wisata religi terpadu, maka akan membawa dampak positif bagi perkonomian masyarakat sekitar obyek wisata religi.

Menurutnya, selama ini dampak ekonomi besar hanya dirasakan di makan Sunan Ampel. Bila wisata relegi terpadu di kawasan Pantura dikerjakan maksimal, ke depan peningkatan ekonomi akan lebih merata di semua wisata relegi yang ada di kawasan Surabaya dan pantura.

Disatu sisi, Gus Iwan, mengakui jika belum maksimalnya konsep wisata religi terpadu dikarenakan terbentur persoalan anggaran. Untuk itu, pihaknya meminta agar menjadi perhatian Gubernur, setidaknya dengan mengalokasikan anggaran untuk pengembangan potensi wisata relegi, khususnya yang ada di wilayah Pantura.

“Keterbatasan anggaran yang menjadi kendala. Ke depan harus ada anggaran yang dialokasikan sehingga benar-benar maksimal dalam mengangkat situs yang ada menjadi wisata relegi terpadu yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” pinta menantu KH Abdul Ghofur pengasuh Ponpes Sunan Drajat Paciran ini. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.