26 April 2025

Get In Touch

Jokowi: Pintar tapi Sakit Mental dan Fisik, Percuma!

Presiden Joko Widodo dalam peringatan Ulang Tahun ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/12/2022). (Foto:istimewa)
Presiden Joko Widodo dalam peringatan Ulang Tahun ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/12/2022). (Foto:istimewa)

SEMARANG (Lenteratoday)- Kesehatan jasmani dan rohani juga menjadi kunci terwujudnya sumber daya manusia (SDM) unggul.Hal itu ditekankan Presiden Joko Widodo kepada para guru dan tenaga pendidik dalam peringatan Ulang Tahun ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/12/2022).

"Tidak ada gunanya berilmu, memiliki keterampilan yang tinggi kalau mentalnya tidak sehat, fisiknya tidak sehat. Percuma," kata Presiden Jokowi dalam pidato di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Persoalan kesehtaan anak didik sejatinya sudah menjadi persoalan lama. Bahkan kata Jokowi, faktor krusial ini belakangan kerap dilupakan.Padahal, kesehatan jiwa dan badan anak didik sangat penting dalam memajukan SDM unggul.

"Hati-hati mengenai ini. Karena sakit fisik dan mental adalah pengali nol dari prestasi akademik. Pintarnya kayak apa, nilai pelajaran katakanlah 10, tapi kalau sakit-sakitan ya nol. 10 kali nol," tegas Presiden Jokowi.

"Kalau indeks prestasi 4, misalnya, tapi sakit mental atau sakit fisik, indeks prestasinya ya 4 kali nol, sama dengan nol lagi. Jadi hati-hati masalah berkaitan dengan kesehatan mental dan kesehatan fisik," sambungnya.

Dalam pidatonya, berkali-kali Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya SDM unggul secara akademik, keterampilan, karakter sosial kebangsaan, dan kesehatan."Harus komplet. Ini tugas berat Bapak Ibu semuanya," katanya.

Jokowi menyebut Mendikbud Ristek Nadiem Makarim telah memberikan kebebasan bagi para guru untuk memberikan pendidikan. Hal ini menurut Jokowi karena perkembangan dunia yang semakin cepat.

"Kenapa diberi kebebasan? Karena perubahan perkembangan zaman sangat cepat sekali, satu barang satu ilmu kita baru pelajari sekarang besoknya sudah keluar yang lain, sudah berubah, sehingga guru pun harus selalu mengupdate informasi, dan proses yang terpenting dalam pengajaran menurut saya saat ini adalah proses pengajaran itu agar anak memiliki daya kritis yang baik sehingga fleksibilitas itu diperlukan tidak kaku, harus fleksibel karena ilmunya berkembang sangat cepat sekali," papar Jokowi.(*)

Reporter:Azifa,rls | Editor: Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.