26 April 2025

Get In Touch

Jalur Alternatif Lumajang - Malang Sudah Bisa Dilewati

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq meninjau lokasi terdampak erupsi Semeru.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq meninjau lokasi terdampak erupsi Semeru.

LUMAJANG (Lenteratoday) - Jalur alternatif melalui jalur Curah Kobokan di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang kembali dibuka setelah adanya normalisasi jalur dari pembersihan material vulkanik Gunung Semeru.

Sebelumnya, jalur alternatif yang menghubungkan antara Kabupaten Malang dan Lumajang tersebut tertutup material vulkanik dari erupsi gunung Semeru. Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menegaskan pembukaan jalur alternatif yang menghubungkan antara Kabupaten Lumajang dan Malang ini dilakukan terbatas. Selain itu, pembukaan jalur menyesuaikan kondisi di lapangan mengingat aktivitas Gunung Semeru yang masih fluktuatif.

"Jalur Curah Kobokan sekarang sudah bisa difungsikan, tapi masih terbatas dengan melihat cuaca dan keadaan kendaraan harus juga menyesuaikan," ucap Thoriqul Haq di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, pada Sabtu (10/12/2022).

Cak Thoriq, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa pembukaan jalur tersebut setelah alat berat bisa mengurai jalur itu, sehingga jalur Kajar Kuning bisa dilewati kendaraan roda empat. "Jalur Curah Koboan sudah bisa dilewati dengan tetap memperhatikan himbauan petugas di pos pantau Curah Koboan," katanya.

Disisi lain, Cak Thoriq juga mengatakan bahwa bagi pengungsi yang tidak terdampak langsung diperkanankan untuk kembali ke rumah masing-masing. Dan, bagi yang sudah mendapatkan hunian relokasi bisa kembali ke hunian rekolasi di Sumbermujur.

"Selasa (13/12/2022) akan dilakukan penerimaan hunia relokasi tetap ke kedelapan dengan jumlah 200 keluarga. Bagi masyarakat yang terdampak dan belum mendapatkan hunian relokasi dan rumahnya berada di zona merah segera melakuan verifikasi ke kantor desa masing-masing dengan membawa KTP dan KK," katanya seperti yang diunggah dalam medsosnya.

Kemudian, dia juga mengatakan bahwa data relokasi dilakukan berdasarkan data KTP dan KK awal, bila ada pecah KK setelah bencana erupsi Semeru tahun lalu, tidak termasuk yang mendapatkan hunian relokasi.

"Saat ini sudah ada 1.200 keluarga yang telah masuk dihunian relokasi. Bagi para relawan bisa membantu warga terdampak untuk mendampingi dan menginformasikan data di masing-masing desa, supaya bisa menempati hunian relokasi sesuai dengan sinkronisasi data yang telah ada," tandasya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi tetap mengimbau masyarakat yang akan melintasi jalur Curah Kobokan untuk tetap mematuhi arahan petugas, karena cuaca yang tidak menentu terjadi di puncak Gunung Semeru.

"Tapi tetap kondisional, harus tetap mematuhi imbauan dari petugas apa bila cuaca diatas semeru tidak memungkinkan dan jalur harus ditutup, saya mohon masyarakat juga mematuhi," ucap Patria Dwi Hastiadi.

Sebagai informasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menurunkan status Gunung Semeru ke level III atau siaga setelah sempat berada di level IV atau awas, pasca erupsi Minggu (4/12/2022), yang diiringi serangkaian aktivitas vulkanik lainnya. Putusan menurunkan status Gunung Semeru diberlakukan sejak Jumat (9/12/2022) pukul 12.00 WIB.

Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas dengan ditandai luncuran awan panas beberapa kali. Terjauh sepanjang Minggu (4/12/2022) awan panas meluncur hingga radius 13 kilometer dan 7 kilometer ke arah barat daya.

PVMBG sempat menaikan status gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut dari Level 3, atau Siaga menjadi Level 4 atau Awas sejak Minggu (4/12/2022) pukul 12.00 WIB. PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. (*)

Reporter : Lutfi/okezone | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.