19 April 2025

Get In Touch

Dukung Pemkot Kurangi Volume Sampah, BRIN Beri Pelatihan Budidaya Maggot

Koordinator Pelaksana Fungsi Laboratorium Hidrodinamika BRIN, Mohammad Nasir saat memberikan sambutan di acara Pelatihan Budidaya Maggot (Foto: Surya)
Koordinator Pelaksana Fungsi Laboratorium Hidrodinamika BRIN, Mohammad Nasir saat memberikan sambutan di acara Pelatihan Budidaya Maggot (Foto: Surya)

SURABAYA (Lenteratoday) - Pemerintah Kota Surabaya sebelumnya tengah berupaya mengurangi volume sampah dengan bantuan pasukan maggot. Mendukung langkah tersebut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang difasilitasi oleh Komisi VII DPR RI, memberikan pelatihan budidaya maggot untuk masyarakat Kota Surabaya.

Maggot atau larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) dikenal sebagai biomesin pengolah sampah organik. Di samping itu, ia juga memiliki ragam manfaat, salah satunya sebagai pakan ternak dengan protein tinggi.

Koordinator Pelaksana Fungsi Laboratorium Hidrodinamika BRIN, Mohammad Nasir, menyampaikan bahwa per harinya, Pemkot Surabaya ditarget untuk menyerahkan 6 ton maggot ke industri. Hal tersebut membutuhkan bantuan masyarakat dalam merealisasikannya.

"Pemkot sendiri kan seharinya membutuhkan 6 ton maggot per hari. Itu cukup besar sekali. Kalau tidak disupport dari masyarakat warga Surabaya, itu nanti akan kewalahan. Itu potensi untuk meningkatkan pendapatan tambahan bagi warga Surabaya," ujarnya di tengah acara pelatihan budidaya maggot di Hotel Narita Surabaya (12/12/2022).

Nantinya, bagi masyarakat yang berminat untuk budidaya maggot, akan mendapatkan bantuan bibit dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Semakin meluasnya budidaya maggot, pengurangan sampah semakin masif dilakukan.

Berkaitan dengan keterbatasan ruang, Nasir menyatakan bahwa budidaya maggot tidak memerlukan tempat yang luas. Hal tersebut dikarenakan tempat budidaya dapat disusun secara bertingkat, sehingga cocok bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan.

"Ini cukup dibikin secara bertingkat, jadi tidak butuh tempat yg cukup luas, cuman bertingkat. Kita bikinkan saja semacam kayak tempat dari plastik atau apapun ya nanti itu sudah bisa," terangnya.

Pada pelatihan tersebut, masyarakat juga diberikan edukasi mengenai sistem daur hidup maggot. Bermula dari lalat tentara hitam, kemudian bertelur, menjadi baby maggot hingga maggot dewasa. Selain itu, juga diberikan pengarahan tentang penempatan lalat yang harus terisolir agar tidak tercampur dengan jenis lalat lain.

Nasir berharap, pelatihan ini dapat menjadi awal mula masyarakat mengenal manfaat maggot dan berminat untuk membudidayakannya. Hal tersebut lantaran maggot memiliki fungsi yang luar biasa bagi lingkungan maupun finansial masyarakat.

"Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat khususnya bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga, nanti masyarakat lebih berdaya lagi dan mengurangi jumlah masyarakat yang berpenghasilan rendah," harapnya.

Reporter: Azifa Azzahra|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.