21 April 2025

Get In Touch

Harga BBM Non Subsidi Turun, Pertalite Tak Bergeming

SPBU Pertamina sebuah ilustrasi (Ant)
SPBU Pertamina sebuah ilustrasi (Ant)

SURABAYA (Lenteratoday) - Harga bebreapa jenis bahan bakar minyak (BBM) non subsidi mengalami penurunan harga. Sementara, harga BBM bersubsidi seperti pertalite belum ada perubahan.

Dikutip dari CNBCIndonesia.com harga BBM non subsidi di DKI Jakarta seperti Pertamax turun Rp 1.100 per liter menjadi Rp 12.800 per liter dari sebelumnya Rp 13.900 per liter pada periode Desember 2022. Sementara untuk Pertamax Turbo turun Rp 1.150 per liter menjadi Rp 14.050 per liter, dari sebelumnya Rp 15.200 per liter.

Adapun untuk produk Dexlite kini dibanderol Rp 16.150 per liter, turun Rp 2.150 per liter dari sebelumnya Rp 18.300 per liter. Dan Pertamina Dex kini dibanderol Rp 16.750 per liter, turun Rp 2.050 per liter dari sebelumnya Rp 18.800 per liter. Penurunan harga itu resmi mulai Selasa (3/1/2023).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, untuk BBM subsidi sangat tergantung pada beberapa komponen yang harus diperhitungkan, karena sangat beririsan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Perhitungan harga BBM subsidi sangat tergantung bukan hanya pada harga minyak mentah dunia, tapi juga asumsi makro yang sudah ditetapkan di dalam UU APBN tahun berjalan

Asumsi makro yang dimaksud seperti harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP), kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan volume pemakaian BBM subsidi - baik Pertalite dan Solar.

"Khususnya kita melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi terus menguat, tentunya permintaan akan meningkat, sehingga pemerintah berupaya melihat di satu sisi menjaga arah reformasi supaya tetap sasaran," ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita kemarin, dikutip Rabu (4/1/2023).

Rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau ICP pada bulan Desember 2022 ditetapkan turun menjadi US$76,66 per barel dari yang sebelumnya US$87,50 per barel pada November 2022.

Tahun 2022, kata Sri Mulyani APBN bekerja ekstra sebagai shock absorber atau peredam gejolak, agar ekonomi Indonesia tidak terkena imbas dari ketidakpastian ekonomi global. Pun, ketidakpastian ekonomi global diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun ini.

"Masih akan melakukan perannya untuk antisipasi ketidakpastian tahun 2023. Artinya, anggaran APBN subsidi energi dalam hal antisipasi. Jadi pemerintah akan terus memantau perkembangan harga walaupun sekarang (harga minyak mentah) masih cukup tinggi," jelas Sri Mulyani.

Oleh karena itu, pemerintah tidak serta merta dapat begitu saja menurunkan harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar, seperti BBM non subsidi yang sudah diturunkan oleh PT Pertamina (Persero). (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.