25 April 2025

Get In Touch

Perkuat Eksosistem, Jawa Timur Selenggarakan Festival Mangrove di Pulau Lusi

Festival Mangrove di Wisata Bahari Tlocor dan Pulau Lusi Sidoarjo dihadiri Gubernur Khofifah
Festival Mangrove di Wisata Bahari Tlocor dan Pulau Lusi Sidoarjo dihadiri Gubernur Khofifah

SIDOARJO (Lenteratoday) -Sebagai upaya penguatan eksosistem mangrove di sejumlah wilayah diselenggarakan Festival Mangrove Jawa Timur Ke-III di Wisata Bahari Tlocor dan Pulau Lusi, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (29/1/2023).

Pulau Lusi (Lumpur Sidoarjo) merupakan daratan yang terbentuk akibat endapan lumpur pada muara sungai Porong yang telah ditumbuhi beraneka jenis mangrove dan tanaman hutan lainnya dengan kerapatan rendah hingga tinggi.

Didampingi Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marvest Nani Hendiarti dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Gubernur Khofifah memimpin langsung penanaman 1.000 bibit mangrove dan bibit pohon produktif. Serta pelepasliaran burung air dan biota air berupa ikan dan udang sejumlah 23 ribu ekor di perairan Pulau Lusi Sidoarjo.

Gubernur Khofifah mengatakan, Festival Mangrove merupakan salah satu upaya untuk membangun sinergi hulu hilir yang lebih luas dalam menjaga ekosistem mangrove. Hal ini karena ekosistem mangrove telah memberikan kemanfaatan baik dari sisi ekologi, ekonomi dan sosial bagi masyarakat pesisir.

Khofifah mengatakan, Festival Mangrove tidak hanya penanaman, tapi juga pelepasliaran burung dan biota laut, antara lain ikan, kepiting, dan udang. Serta penanaman pohon produktif seperti cemara udang dan juga pameran produk hilirisasi dari mangrove seperti batik ataupun makanan berbahan dasar mangrove.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menebar bibit ikan dan udang

Menurutnya, banyak jenis hilirisasi mangrove yang sudah tumbuh dan berkembang menjadi produk-produk UMKM, bahkan ada yang sudah go international. Seperti produk UMKM berupa kerajinan dari mangrove yang menjadi salah satu cenderamata saat gelaran KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu, adapula batik yang menggunakan pewarna alam dari mangrove, kue-kue yang berbahan dasar tepung mangrove, serta produk makanan hasil mangrove lainnya seperti sirup.

Dalam banyak referensi cemara udang itu bisa memiliki ketahanan hidup sampai 500 tahun. Jadi kalau menahan abrasi yang kuat selain mangrove adalah cemara udang.

Upaya menjaga ekosistem mangrove ini juga menjadi bagian dari menjaga daya dukung alam dan lingkungan. Hal ini penting mengingat saat ini banyak negara di dunia mengalami perubahan iklim global. Serta beberapa waktu belakangan terjadi cuaca ekstrem atau bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah.

Sebagai informasi, Jawa Timur memiliki kawasan mangrove terluas se-Pulau Jawa sebesar 27.221 Ha atau 48 persen dari kawasan mangrove di Pulau Jawa. Tercatat dari Tahun 2020-2022 telah dilaksanakan penanaman mangrove di pesisir Jawa Timur melalui dana APBD, APBN, dan penanaman mangrove Gubernur bersama para pihak seluas 1.516,57 Ha atau sejumlah 5.662.418 batang bibit mangrove.

Sebelumnya, telah diselenggarakan Festival Mangrove ke-I Bulan Agustus 2022 di Kabupaten Pasuruan dan Festival Mangrove ke-II Bulan Desember 2022 di Kabupaten Sampang.

Serahkan SK Kelompok Kerja Pengelolaan Ekosistem Mangrove Daerah

Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofidah turut menyerahkan Surat Keputusan Gubernur Jatim tentang Kelompok Kerja Pengelolaan Ekosistem Mangrove Daerah Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari unsur Kementerian LHK, OPD terkait Pemerintah Provinsi Jawa Timur, TNI-AL, BPN, Akademisi, pegiat dan pemerhati mangrove serta tokoh masyarakat.

Gubernur Jawa Timur berada di lokasi Festival Mangrove

SK Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Jatim ini diantaranya diserahkan kepada OPD Prov. Jatim (Ka. Dinas Perikanan Dan Kelautan Prov. Jatim), UPT Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Lantamal V Surabaya, Akademisi (Universitas Airlangga Surabaya), Masyarakat Pegiat Mangrove .

Kelompok kerja ini menjadi bagian dari kolaborasi kelembagaan lintas sektor dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Jawa Timur. Kelompok kerja ini nantinya akan merumuskan roadmap pelestarian dan pengelolaan mangrove di Jatim.

Selanjutnya, adanya Asuransi Angkutan Air bagi pengunjung Pulau Lusi yang dilincurkan Bupati Sidoarjo, diapresiasi oleh Gubernur Khofifah. Menurutnya, asuransi ini menjadi bentuk perlindungan bagi masyarakat yang berwisata ke Pulau Lusi Sidoarjo.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marvest Nani Hendiarti mengatakan bahwa Provinsi Jatim merupakan provinsi unggul karena meraih banyak penghargaan di tingkat nasional termasuk di bidang lingkungan hidup. Untuk itu pelaksanaan Festival Mangrove ini menjadi aksi nyata dan aksi konkret dalam upaya mencegah perubahan iklim global dan bisa dijadikan contoh daerah lain.

Sebelumnya, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan bahwa Kab. Sidoarjo adalah kabupaten penyangga atau daerah delta. Sidoarjo punya garis pantai sepanjang 33 km dan sebanyak 29,9 persen adalah berbentuk tambak. Pertambakan ini sangat bergantung ekosistem lingkungannya. Apalagi Sidoarjo bagian timur merupakan daerah industri.

Dalam acara ini juga turut dilakukan pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar, pameran produk turunan mangrove, serta Bantuan Bibit Pohon Penghijauan untuk 'Shodaqoh Oksigen' bagi masyarakat Sidoarjo. Juga Peluncuran Penjaminan Asuransi Angkutan Air bagi pengunjung Pulau Lusi oleh Bupati Sidoarjo.

Turut hadir beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim, IKA Unair, akademisi, pegiat lingkungan, organisasi masyarakat seperti Muslimat NU, tokoh masyarakat, dan para anggota pramuka (*)

Reporter: Lutfiyu Handi|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.