
MALANG (Lenteratoday) – Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang mengungkapkan adanya tren peningkatan pendaftar calon jamaah haji. Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kota Malang, Mukhlis mengatakan, selama dirinya menjabat menjadi Kasi PHU baik di Kemenag Kota Malang maupun Kota Batu, lonjakan pendaftar justru terjadi pada saat menjelang dan pemulangan jamaah haji.
“Trennya pendaftar haji, dari saya masih menjabat Kasi Haji di Kota Batu tahun 2006-2008. Itu trennya biasanya menjelang keberangkatan itu berbondong-bondong mendaftar. Apalagi setelah pemulangan jamaah haji dari Saudi,” ujar Kasi PHU Kemenag Kota Malang, Mukhlis, saat dikonfirmasi langsung di Kantor Kemenag Kota Malang, Jumat (10/2/2023).
Menurut Mukhlis, pendaftar haji merasa termotivasi untuk mendaftar, usai melakukan ziarah kepada orang-orang yang telah pulang dari ibadah haji di tanah suci. Sehingga, Mukhlis menilai biaya bukanlah persoalan utama seseorang tergerak untuk mendaftar haji.
“Jadi belum tentu orang yang memiliki uang itu otomatis tergerak untuk daftar Haji. Tetapi, justru trennya selama ini menunjukan setelah pemulangan Haji. Setelah jamaah pulang, kan banyak orang ziarah, itu trennya banyak sekali yang mendaftar. Mereka termotivasi setelah mendengar cerita jamaah disana,” terang Mukhlis.
Lebih lanjut, Mukhlis juga menyampaikan bahwa pendaftar haji di tahun 2023 ini juga mengalami peningkatan yang dipicu oleh 2 penyebab. Pertama, yakni kembali normalnya keberangkatan ibadah haji pasca pandemi. Kedua, yakni beberapa terobosan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, termasuk dengan penambahan kuota haji.
“Penyebabnya pertama, sudah ada kepastian bahwa keberangkatan ibadah haji itu normal (setelah pandemi). Kemudian kedua, ada usaha-usaha dari pemerintah, misalnya masalah penggabungan itu ditiadakan, terus tambahan kuota juga ada,” lanjutnya.
Dikatakannya, selama ini penggabungan calon jamaah haji (CJH), telah menggerus antrean kloter jamaah yang akan diberangkatkan pada tahun tersebut. Oleh karena itu, di tahun ini pemerintah akan membuat skenario lain, salah satunya dengan mengoptimalkan peranan petugas pendamping jamaah haji.
“Misalnya penggabungan suami gabung istri, atau mungkin orangtua dan anaknya. Itu dari pemerintah mungkin akan meniadakan. Karena itu dianggap menggerus jamaah yang sudah antre, selain itu, itu adalah tanggungjawab petugas,” imbuhnya.
Sementara itu, ketika disinggung terkait berapa banyak kuota yang diberikan untuk CJH Kota Malang. Mukhlis mengaku masih belum mengetahui, sebab belum ada keputusan penetapan kuota Jawa Timur dari Pemerintah Pusat. Namun, Mukhlis meyakini penetapan kuota CJH akan terbit seiring dengan ditetapkannya Keputusan Presiden (KepPres) terkait dengan biaya pelunasan CJH.
“Kuota Malang belum ditentukan. Kita tidak boleh iri dengan daerah yang sudah ditentukan kuotanya. Nanti Jawa Timur saya yakin publish penentuan kuotanya barengan dengan KePres pelunasan biaya haji. Toh, kalau sekarang belum diumumkan, masyarakat masih bisa siap-siap,” tuturnya.
Diakhir, Mukhlis menyebutkan CJH yang akan diberangkatkan di tahun ini merupakan pendaftar yang telah mendaftarkan diri di bulan Maret 2011 hingga November 2011. Namun, tidak menutup kemungkinan pendaftar di bulan Desember 2011 akan dimasukkan dalam data cadangan. (*)
Reporter: Santi Wahyu /Editor: widyawati