
PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Masyarakat Palangka Raya diminta tidak panik saat sejumlah bahan pangan mengalami kenaikan harga. DPRD meminta Pemkot segera melakukan koordinasi dengan distributor. Sebab salah satu pemicu mahalnya harga kebutuhan pokok saat ini adalah gelombang laut yang tinggi sehingga menghambat pengiriman.
"Naiknya harga sejumlah bahan pangan biasanya disebabkan pasokan bahan pangan yang berkurang atau terhambat, namun permintaan masyarakat yang tinggi, serta kondisi komoditas yang belum siap panen," papar Anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, H.M.Khemal Nasery,, Rabu (15/2/2023).
Selain itu ia mengimbau para pedagang agar tidak menjual dagangannya melampaui batas harga normal. Jika ini terjadi, maka masyarakat lah yang akan menjadi korban.
"Karena itu kami menyarankan agar masyarakat tidak melakukan 'panic buying' agar tidak terjadi kelangkaan dan bahan pangan tetap tersedia dipasaran," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan di Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya, Hadriansyah, membenarkan bila ada beberapa komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan harga. Hal itu berdasarkan pantauan di dua pasar tradisional yaitu Pasar Kahayan dan Pasar Besar Ahmad Yani.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga tersebut diantaranya yaitu Beras Pangkoh/IR 64/IR 42 semula harganya adalah Rp. 12 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 13 ribu per kilogram. Beras Siam dari Rp. 19 ribu per kilogram, naik menjadi Rp. 20 ribu per kilogram.
Bahan pangan lainnya yang juga mengalami kenaikan harga yaitu daging ayam broiler, semula harganya Rp. 40 ribu per kilogram, saat ini menjadi Rp. 43 ribu perkilogramnya. Kemudian minyak goreng Bimoli per satu liter sebelumnya Rp. 21, saat ini harganya menjadi Rp. 23 ribu perliter.
Selain itu minyak goreng merk Minyakita per satu liter harganya Rp. 15 ribu kini naik menjadi Rp. 16 ribu per liter. Diikuti dengan harga cabai rawit hijau dan merah yang juga mengalami kenaikan harga, semula per kilogram harganya Rp. 40 ribu saat ini menjadi Rp. 50 ribu per kilogramnya.
"Karena itu kami meminta masyarakat tidak perlu panik, ini hanya kondisi sementara akibat kondisi cuaca dan terhambatnya pasokan, tapi kami akan berupa semaksimal mungkin untuk mengatasinya agar harga kembali normal dan stok barang tetap tersedia," pungkas Hadriansyah. (*)
Reporter : Novita /Editor:Widyawati