
WASHINGTON (Lenteratoday) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berencana berbicara dengan Presiden China Xi Jinping. Rencana itu muncul usai insiden balon mata-mata ditembak jatuh.
Seperti dikutip Jumat (17/2/2023), Biden tidak merinci kapan potensi pertemuan antara kedua pemimpin itu akan terjadi. Objek yang ditembak jatuh oleh militer AS yakni balon mata-mata China dan tiga benda tak dikenal lainnya.
"Kami mencari persaingan, bukan konflik dengan China. Kami tidak mencari Perang Dingin baru," kata Biden, di Gedung Putih."Tapi saya tidak meminta maaf dan kami akan bersaing," lanjut dia.
Biden mengatakan insiden baru-baru ini menggarisbawahi pentingnya "mempertahankan jalur komunikasi terbuka antara diplomat dan profesional militer kita".
Sebelumnya, insiden balon pertama telah menyebabkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan rencana perjalanan ke Beijing. Diplomat top menyebut dugaan mata-mata China "tidak dapat diterima dan tidak bertanggung jawab".
Pada hari Minggu, AS memerintahkan balon dengan 'struktur segi delapan' tak berawak untuk dijatuhkan di Michigan dekat perbatasan Kanada -ini adalah objek keempat yang dihancurkan dalam delapan hari.
Pilot pesawat tempur juga menembak jatuh benda tak dikenal yang lebih kecil di atas Alaska pada 10 Februari dan Kanada bagian utara pada 11 Februari.
Wang mengatakan dia "tidak memiliki pemahaman tentang [objek-objek tersebut]".
"Tapi yang ingin kami sampaikan kepada semua orang di sini adalah bahwa seringnya penembakan rudal canggih AS yang digunakan untuk menjatuhkan benda terbang tak dikenal adalah reaksi berlebihan dari kekuatan yang berlebihan," katanya.
Seorang komandan militer AS, Jenderal Glen VanHerck, mengatakan bahwa tidak ada indikasi adanya ancaman dari objek terbaru tersebut.
Dia mengatakan itu bisa jadi "jenis balon gas" atau "semacam sistem propulsi". VanHerck juga tidak dapat mengesampingkan bahwa benda-benda itu adalah makhluk luar angkasa.(*)
Sumber: cnn, afp /Editor: widyawati