
SURABAYA (Lenteratoday) - Gempa bumi di Turkiye dan Suriah berkekuatan M7,8 sampai saat ini, Minggu (19/2/2023) telah mengakibatkan korban jiwa hingga 45 ribu orang. Selauin itu, jutaan penduduk setempat juga kehilangan tempat tinggal.
Untuk meringankan beban para korban, Pemerintah Indonesia telah membuka rumah sakit lapangan untuk warga terdampak gempa M7,8 di Kota Hassa, Provinsi Hatay di Turkiye.
Diketahui bantuan medis ini dilakukan emergency medical team (EMT) melalui rumah sakit lapangan yang beroperasi sejak Kamis (16/2/2023) lalu.
Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia, Bambang Surya Putra, mengatakan rumah sakit lapangan ini memberikan berbagai layanan kepada warga yang ingin berobat.
Rumah sakit didukung dokter spesialis, dokter umum, apoteker, bidan, psychologist, nutritionist, epidemiologist, tenaga medis lain dan fasilitas EMT tipe 2, di antaranya ruang operasi.
Menurutnya, pelayanan kesehatan terdiri dari rawat jalan, rawat inap dan tindakan operasi. Sementara itu, EMT terdiri dari dokter bedah umum, bedah ortopedi, anesthesia, pediatrics, mata, internist, obstetrics, psychiatry, emergency medicine dan forensics.
"Sejak beroperasi kemarin (16/2/2023) pukul 18.00 waktu setempat, kami melayani lebih dari seratus pasien yang berdomisili di wilayah Hassa," ujar Bambang dikutip dalam laman resmi KBRI Ankara, Minggu (19/2/2023).
Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia ini juga menyampaikan bahwa rumah sakit lapangan ini juga dapat mendapatkan rujukan dari rumah sakit setempat.
“Kami juga memiliki tenaga untuk penanganan psikososial atau trauma healing kepada warga yang terdampak gempa,"kata dia.
Sementara untuk operasional rumah sakit lapangan Indonesia ini telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan Kota Hassa dan badan penanggulangan bencana Turki atau AFAD. Nantinya EMT akan mengoperasikan layanan medis di rumah sakit lapangan hingga akhir Februari ini
Kapasitas pasien yang dapat dilayani sebanyak 150 hingga 200 pasien setiap hari. Operasi minor sebanyak 5 hingga 10 pasien dan operasi besar 2 hingga 3 pasien, serta 20 pasien rawat inap.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia mengirimkan EMT yang berjumlah 119 personel yang didukung dengan peralatan dan perlengkapan medis dan obat-obatan. Di samping tim medis, Indonesia juga mengirimkan tim Urban Search and Rescue (USAR) dengan klasifikasi medium di Antakya, serta bantuan logistik lainnya.
Bantuan ini merupakan bentuk solidaritas masyarakat Indonesia kepada masyarakat Turki yang terdampak gempa M7,8 pada 6 Februari 2023 lalu. (*)
Sumber : okezone | Editor : Lutfiyu Handi