
JEMBER (Lenteratoday) - Dua tahun kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jember, Hendy Siswanto dan Gus Firjaun, kelompok masyarakat Jember menggelar aksi demonstrasi.Puluhan massa itu menamakan aksinya dengan Aksi 272 yang terdiri dari puluhan 'pasukan membawa lato-lato'.
Lato-lato merupakan simbol kritik perlawanan dimana ketika Bupati Hendy beberapa hari lalu sempat memainkan lato-lato dengan nada yang menurut masyarakat kurang menyenangkan. Bupati Hendy memainkan lato-lato sambil mengucap pantun, "Ada orang ganteng naksir si rini, kalau tidak suka maju siniiii…".
Koordinator Aksi 272 Kustiono Musri menyampaikan, demo sambil memainkan lato-lato itu merupakan simbol kritik dan perlawanan atas penguasa Bupati Hendy. "Dua tahun ini kita disuguhi kebijakan yang kental akan nuansa nepotisme. Banyak kerabat bupati mulai dari menantu hingga keponakan yang terlalu dilibatkan dalam kebijakan publik dan ditempatkan pada posisi tertentu hingga mempermainkan sejumlah proyek APBD Jember," terang Koordinator Aksi 272 Kustiono Musri, Senin (27/2/2023). Dia mencontohkan, salah satunya yakni soal adanya air minum Al Qodiri yang diproduksi anak kandung bupati dibawah bendera PT Tujuh Impian yang diselipkan pada pengadaan barang di RSD dr Soebandi. Menurut dia, lebih baik menggunakan air mineral PDAM Hazora yang merupakan aset Pemkab karena jelas retribusi dan keuntungannya untuk Pemkab dan digunakan bukan swasta, namun untuk masyarakat Jember.
Dalam Aksi 272 itu juga mengkritisi soal tingginya angka stunting di Jember, juga belum cairnya dana untuk pesantren, guru ngaji maupun wanprestasi atas kasus wastafel meski sudah diputus tetap oleh Pengadilan Negeri Jember. Selain itu juga tidak tersentuhnya urusan UMK berimbas pada tidak patuhnya perusahaan pada ketentuan UMK. Dalam aksi itu juga diikuti massa dari warga pembayar pajak Desa Sumber Wringin dan Desa Klatakan, namun tidak ada kejelasan ke PAD. Juga ada massa korban buruh pabrik kayu Muroco dan PDP Kahyangan serta paguyuban angkutan umum, serta Gus Syaif tokoh ulama sepuh yang turut orasi pedas mengkritik Bupati Hendy.
Sementara dari pihak Bupati dan Wabup Jember enggan menemui pendemo di Pendopo Bupati Jember. Tidak ada respon atau penjelasan atas kebijakan Bupati Jember apa yang telah dilakukan selama ini. Meski di ruang Pendopo Bupati ada sejumlah kepala dinas pula, namun takut untuk memberikan penjelasan kinerja Pemkab Jember. Semalam sebelumnya, Bupati dan Wabup sempat menggelar tasyakuran 2 tahun kepemimpinan dengan acara tumpengan dengan mengundang Forkopimda dan tokoh masyarakat.
Dalam sambutan malam tasyakuran, Bupati Hendy dan Gus Firjaun menyampaikan permohonan maaf. Sebab, apa yang dilakukan keduanya selama dua tahun masih tidak banyak dan tentu masih banyak kekurangan. "Meski begitu, Alhamdulillah, kami berdua masih amanat. Mudah-mudahan kami bisa mengemban amanat ini sampai akhir jabatan nanti," terang Bupati Jember Hendy Siswanto. (Mok*)
Editor: widyawati