
Sidoarjo - Sebuah pemikiran untuk pembelajaran berbasiskan kearifan lokal melahirkan metode pembelajaran baru bernama etnosains. Gagasan ini sebagai implementasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang terintegrasi dengan budaya lokal Sidoarjo.
Gagasan ini sempat disampaikan dalam Workshop Pembuatan Bahan Ajar IPA Berbasis Kearifan lokal Sidoarjo oleh tim Pemberdayaan Masyarakat Universitas Muhammadiyah (Umsida) di SMP Negeri 2 Jabon, Kabupaten Sidoarjo 18-19 Maret 2020 lalu.
"Kegiatan tersebut fokus pada etnosains, yang mengintegrasikan antara IPA dengan kearifan lokal Sidoarjo," ungkap Ketua Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Jabon, Noly Shofiyah, M.Pd, M.Sc. saat dikonfirmasi, Selasa (12/5/2020).
Dia menandaskan, ada yang berbeda pada konsep yang diusung oleh tim Noly, pihaknya lebih konsen pada kompetensi pedagogik guru IPA pada aspek pembuatan perangkat pembelajaran dan implementasi pembelajaran IPA di kelas yang belum mengintegrasikan budaya lokal Sidoarjo ke dalam pembelajaran IPA.
"Bagi kami ini adalah inspirasi baru ya, setelah tim melakukan observasi kebutuhan SMPN 2 Jabon, setelah itu tim menemukan kebutuhan, perangkat pembelajaran dan implementasi pembelajaran IPA di kelas yang belum mengintegrasikan budaya lokal Sidoarjo," jelas dosen FKIP Pendidikan IPA tersebut.
Sementara Nurul Huda, S.Pd, M.Pd Kepala Sekolah SMPN 2 Jabon menyampaikan, dengan adanya etnosains ini maka guru diharapakan mampu membuat bahan ajar IPA materi gerak lurus dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan hukum Newton yang diintegrasikan dengan permainan tradisional Sidoarjo yaitu permainan engklek dan balap klompen. Bahan Ajar IPA materi Energi dan Perubahannya yang diintegrasikan dengan proses pembuatan ikan asap di Desa Permisan, Jabon Sidoarjo" ujar Nurul Huda. (Pin)