20 April 2025

Get In Touch

Sistem Zonasi PPDB: Warga 3 Desa Kecamatan Waru Gelisah karena Jaraknya Jauh dari 1 SMA Negeri

Grafis sistem zonasi sekolah (Ist)
Grafis sistem zonasi sekolah (Ist)

SIDOARJO (Lenteratoday) -Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2023/2024 belum dimulai. Namun warga Desa Wadungasri, Brebek dan Tambak Rejo, Kecamatan Waru, Sidoarjo gelisah dengan sistem zonasi yang kembali diberlakukan pada PPDB beberapa bulan lagi.

Mereka tidak menolak dengan sistem penerimaan zonasi jika Dinas Pendidikan Sidoarjo memberlakukan kembali, namun ketiga warga desa tersebut pesimis anaknya bisa diterima di SMA Negeri.

Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan, satu satunya SMAN di Kecamatan Waru adalah SMAN 1 Waru (Smantaru). Sehingga jika mereka harus bersaing berdasarkan jarak tentu anak mereka peluangnya kecil diterima karena jaran ketiga desa tersebut lebih 1 km dari lokasi Smantaru.

Jarak Desa Wadungasri sekitar 2-3 km, hampir sama dengan Desa Brebek. Sementara Desa Tambakrejo sekitar 1,5 km. Pasti kalah dengan Desa Kepuh Kiriman dan Tropodo, yang sangat padat penduduknya sementara dengan lokasi Smantaru hanya terhitung ratusan meter.

Gatot Sunarko, warga Perumahan Pondok Candra Indah, Desa Wadungasri. Pria yang baru pindah dari Kelurahan Semampir Surabaya ini mengkhawatirkan anak bungsunya yang kini duduk di kelas 9 SMPN 30 Surabaya kesulitan masuk sekolah SMAN negeri sesuai zonasi tempat tinggalnya kini yang ikut Sidoarjo.

“Saya sudah mencari informasi dan mengukur jarak rumah saya dengan SMAN 1 Waru, satu-satunya SMAN di wilayah Kecamatan Waru. Kecil peluangnya bisa diterima kalau zonasi, ini tidak fair, Dinas Pendidikan Sioarjo harus memikirkan dan mencari solusi,” ujar Gatot kepada Lenteratoday.com, Rabu (8/3/2023).

Menurutnya Dindik Sidoarjo harus memberi kesempatan yang sama kepada semua anak didik di wilayah zonasinya.

“Bagaimana solusinya, Dindik yang harus memikirkan, harus fair, semua warga punya kesempatan yang sama. Jangan sampai menjadi polemik nantinya,” kilah Gatot.

Jika memang harus menambah SMAN baru di wilayah Kecamatan Waru, ya harus dilakukan. Namun untuk sementara waktu harus dicarikan jalan keluarnya, karena SMAN masih menjadi favorit orangtua yang memiliki anak di SMP.

Grafis sistem zonasi sekolah (Ist)

Hal senada disampaikan Ni Made Mona, warga Jl Belimbing 1 Pondok Candra saat setahun lalu mau ingin memasukkan putranya ke Smantaru. Untuk mensiasati itu, harus memindahkan putranya yang sekolah di SMP Bhayangkari Surabaya dari KK Pondok Candra ke KK kerabatnya di Perumahan Kepuh Permai.

“Ya, kalau ngga dipindahkan, nggak bakalan bisa masuk Smantaru. Satu-satunya SMAN di Waru cuman Smantaru zonasinya. Kalau dihitung jarak kalah dengan warga Perumahan Kepuh Permai dan Tropodo. Kuota yang tersedia pasti dipenuhi warga sekitar, ini ngga fair,” paparnya.

Hal senada dengan Bu Dwi, warga Desa Brebek. Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai asisten rumah tangga ini pesimis dan berencana langsung memasukkan putranya yang sekolah di SMP Darma Siswa ke SMA swasta.

“Tebeh pak, percuma nek daftar dateng (Jauh pak, percuma mendaftar ke) SMAN Waru. Kalah kalian pendaftar sing celak kalian sekolah niku (Kalah dengan pendaftar yang dekat dengan sekolah itu (Smantaru)),” ujarnya pesimis.

Reporter: Angga Prayoga|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.