
KEDIRI (Lenteratoday)-Sekitar 98 persen penduduk Kota Kediri di bawah kepemimpinan Walikota Abu Bakar telah ter-cover Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Berkat prestasi tersebut Kementerian Dalam Negeri mengganjar Wali Kota Abu Bakar dengan penghargaan Universal Health Coverage (UHC) Award 2023.
Tak pelak lagi kebijakan tersebut sangat membahagiakan dan manfaat dirasakan langsung warga Kota Kediri yang kurang beruntung. Seperti Tjitjik Budijati, warga Kelurahan Tinalan.
Dia pun bertutur pengalamannya berobat menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan berlinang air mata. Tjitjik rutin melakukan pemeriksaan penyakit jantung dan diabetes yang dideritanya. Setiap bulan, Tjijik harus mendatangi dokter spesialis jantung dan dokter spesialis penyakit di RSUD Gambiran untuk kontrol.
Diungkapkan, seluruh rangkaian prosedur saat memeriksakan diri baik dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sampai pada pemeriksaan di rumah sakit sangat mudah. Bahkan Tjitjik tidak mengeluarkan biaya sepeserpun dalam pengobatan yang dijalani.
Semua biaya telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan melalui program JKN. "Saya rutin kontrol tiap bulan di RSUD Gambiran. Semua pakai BPJS dan gratis. Kontrol yang saya jalani ini sudah 2010," ujarnya, Rabu (15/3/2023).
Tjitjik menjelaskan meskipun ia menggunakan BPJS saat kontrol namun pelayanan bagus. Mulai dari pelayanan di FKTP hingga di rumah sakit semua bagus tidak dibedakan. Di awal dulu Tjijik harus melengkapi persyaratan seperti fotokopi KTP dan Kartu BPJS untuk mendapat rujukan ke rumah sakit.
Namun setelah itu tidak perlu lagi menyertakan persyaratan untuk melakukan kontrol rutin. "Surat rujukan itu berlaku tiga bulan kalau habis ya kita minta surat rujukan lagi. Sejauh ini pelayanan yang saya dapat bagus. Bahkan saat saya kesulitan untuk masuk ke ruangan pun juga dibantu," jelasnya.
Tak hanya pelayanan dokter, pelayanan obat pun juga mudah. Obat-obat yang harus dikonsumsi oleh Tjitjik pun juga selalu tersedia. Bahkan untuk obat pun Tjitjik juga tidak mengeluarkan biaya. "Akses obatnya juga mudah dan terus ada. Kalau antre saat pengambilan obat ini ya masih wajar. Tidak terlalu lama," imbuhnya.(*)
Reporter: Gatot Sunarko/Editor: widyawati