
Jakarta-Harga emas dunia melonjak lagi pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat atau Sabtu (16/5) WIB. Hingga saat ini emas telah mengalami reli kenaikan harga selama empat hari berturut-turut.
Seperti dilaporkan Bloomberg, lonjakan harga emas ini terkadi karena data ekonomi Amerika Serikat yang suram. Hal inipun menambah kekhawatiran tentang kemerosotan ekonomi akibat pandemi virus corona di dunia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange pada Jumat 15 Mei 2020 terangkat US$ 15,4 atau 0,88 persen. Harga emas pun ditutup pada US$ 1.756,3 per ounce.
Di dalam negeri harga emas Antam 24 karat keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 2.000 per gram pada Sabtu (16/5).
Dilansir dari laman resmi Aneka Tambang, harga emas Antam hari ini dipatok Rp 919.000 per gram. Angka ini naik Rp 2.000 dibandingkan harga kemarin, yakni Rp 917.000 per gram.
Sementara itu, harga buyback atau pembelian kembali mencapai Rp 825.000 per gram. Harga ini pun naik Rp 2.000 dibandingkan harga kemarin.
Sebelumnya, emas berjangka sudah melonjak US$ 24,5 atau 1,43 persen menjadi US$ 1.740,9 per ounce pada Kamis 14 Mei 2020. Ini melanjutkan kenaikan US$ 9,60 atau 0,56 persen menjadi US$ 1.716,4 pada Rabu (13/5/2020). Adapun sebelumnya, harga emas ini telah menguat US$ 8,8 atau 0,52 persen menjadi US$ 1.706,8 pada Selasa.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Jumat menunjukkan penjualan ritel AS merosot 16,4 persen pada April, di tengah penguncian atau lockdown virus corona yang telah menutup bisnis retail. "Orang-orang enggan mengambil risiko dan masa depan tampaknya tidak pasti … Emas memberi Anda rasa perlindungan sekarang karena kita akan memasuki periode ini," kata Phil Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, seperti dikutip oleh Reuters.
Logam lain yang juga menunjukkan pergerakan positif adalah perak, yang melanjutkan reli menuju posisi tertinggi dalam lebih dari 2 bulan terakhir. Emas dan perak kembali naik setelah pada awal pekan ini, Gubernur The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 akan menghantam ekonomi dengan keras.(ist)