
MALANG (Lenteratoday) –Menggantungkan rezeki di terminal Arjosari, Kota Malang, menjadi bagian dari rutinitas para pedagang serta sopir. Terlebih saat menyambut dan menghadapi arus mudik Idul Fitri 1444 Hijriah. Lebaran tahun ini diprediksi paling ramai, usai 2 tahun sepi karena aturan pembatasan pandemi.
Banyak pedagang dan sopir yang tentunya memanfaatkan momen arus mudik sebagai pendulang penghasilan mereka. Terkhusus, prediksi dari Kemenhub RI yang menyatakan adanya lonjakan pergerakan manusia ke wilayah Jawa Timur saat arus mudik lebaran 2023 ini.
“Ya, alhamdulillah ini kan sudah gak ada PPKM. Harapannya ya semakin baik, pemudik banyak yang beli oleh-oleh di toko kami,” ujar salah satu pedagang oleh-oleh khas Malang di Terminal Arjosari, Romadon (30) saat dikonfirmasi oleh awak media, Sabtu (15/4/2023).
Namun, Romadon menambahkan, hingga menjelang H-4 cuti bersama hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah ini, pihaknya mengaku masih belum merasakan adanya peningkatan penjualan. Padahal biasanya, menginjak hari ke 21 di bulan Ramadan, peningkatan penjualan sudah mulai terlihat.
“Ini saya lihat baru ada peningkatan pemudik kurang lebih 4 harian ini. Kalau lonjakan (penjualan) biasanya pas maleman 21 itu udah mulai nampak. Tapi sampai detik ini, lebaran sudah kurang seminggu juga (pendapatan) masih kurang,” tuturnya.
Lebih lanjut, Romadon menyebutkan jika kondisi tokonya ramai pembeli. Keuntungan yang diraupnya bisa mencapai Rp 450 ribu per hari. Selain itu, menurutnya para pembeli lebih banyak tertarik untuk berbelanjan keripik buah dengan harga Rp 13 ribu per bungkus, serta Rp 35 ribu per paket yang berisi 10 bungkus kemasan kecil.
“Biasanya yang dibeli di sini lebih banyak bawa oleh-oleh khas Malang, seperti kripik buah, kripik tempe, minuman sari apel itu. Pendapatan tahun kemarin gak ada untung, tapi cuma balik modal. Kalaupun ramai itu biasanya mentok Rp 450 ribu, itu pun gak setiap hari. Sampai hari ini ada pemasukan Rp 95 ribu. Kalau kemarin gak sampai Rp 100 ribu,” urainya.
meskipun belum mengalami peningkatan penjualan. Namun Romadon mengaku tetap bersemangat dan berharap agar situasi semakin membaik dalam beberapa waktu ke depan.
Dalam pantauan langsung di lokasi, nampak aktivitas di Terminal Arjosari yang masih terbilang cukup sepi oleh pemudik. Berjejer warung makanan dan minuman, serta toko oleh-oleh yang juga terlihat masih sepi didatangi oleh pembeli.
Sementara itu, dari sisi sopir juga mengeluhkan bahwa penumpang di terminal Arjosari, masih sepi menjelang H-6 lebaran ini. “Waduh ini masih sepi, padahal kalau biasanya itu pas maleman (hari ke 21 bulan Ramadan) itu sudah ramai pemudik. Ya ada ramai mulai kemarin, tapi ya masih terbilang sepi ini,” ujar salah satu sopir yang enggan disebutkan namanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Terminal Arjosari, Hadi Supeno, memprediksi bahwa akan terjadi peningkatan penumpang sebesar 50 persen selama arus mudik nantinya. Hadi juga mengharap, dengan peningkatan tersebut dapat berimbas pada naiknya pendapatan dan perekonomian masyarakat yang menggantungkan rezekinya di Terminal Arjosari.
“Beberapa hari ini mulai ada peningkatan untuk AKAP. Kalau prediksi penumpang, meningkat 50 persen itu sudah bagus. Saya berharap semuanya naik dan turun di terminal. Mudah-mudahan tahun ini naik, sehingga ekonomi masyarakat di terminal dapat meningkat,” serunya.
Hadi meyebutkan bahwa tersedianya alternatif transportasi di Malang, seperti kereta api dan pesawat terbang, turut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi sepinya penumpang bus di Terminal Arjosari.
“Karena perhitungan masyarakat sekarang itu semua sudah serba online, pesan kereta api bisa online. Apalagi di Malang ini banyak alternatif transportasi, ada KA di 3 stasiun, bus di terminal, sama bandara. Nah masyarakat kan cari praktisnya. Tapi tetap kami mengharapkan ada lah nanti peningkatan (penumpang) di terminal,” tukas Hadi.(*)
Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati