20 April 2025

Get In Touch

Situasi di Sudan Memburuk, WNI Diminta Tetap di Rumah-Jauhi Jendela

Situasi di Sudan Memburuk, WNI Diminta Tetap di Rumah-Jauhi Jendela

JAKARTA (Lenteratoday)- Konflik Sudan terjadi akibat perebutan kekuasaan dua jenderal pasca kudeta bersama di 2023. Panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan berseteru dengan wakilnya Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF).

Situasi bak terjebak di 'neraka' ini tentu membuat ngeri warga asli. Termasuk sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang tengah berada dan bermukim di sana.

KBRI Khartoum membenarkan situasi di Sudan terus memburuk.Hal itu disampaikan melalui edaran resmi KBRI Khartoum yang diunggah lewat akun Instagramnya. Disampaikan perang di Sudan makin meluas."Sampai 17 April 2023 diinformasikan situasi dan kondisi keamanan terus memburuk," demikian isi imbauan KBRI KBRI Khartoum, seperti dilihat Rabu (19/4/2023).

KBRI Khartoum mengatakan titik perang di Sudan antara lain di sekitar IUA, Wisma Duta, sekitar Bandara, Arkaweet, Al Riyadh, dan luar ibu kota."Keadaan tersebut telah berdampak pada ketersediaan pasokan listrik, logistik, air, dll, serta sangat menyulitkan mobilitas/pergerakan," lanjut KBRI Khartoum.

Atas kondisi tersebut, KBRI Khartoum mengimbau WNI agar meningkatkan kewaspadaan, tetap tenang dan berhati-hati. WNI juga diimbau untuk tidak berkeliaran.

"Tetap tinggal di rumah dan menjauhi jendela, meningkatkan saling komunikasi, dapat berkumpul bersama di titik-titik aman, tidak berkeliaran, menyiapkan dokumen paspor, dan beberapa barang keperluan pribadi dalam satu ransel," tulis KBRI Khartoum.KBRI Khartoum saat ini terus berupaya untuk mengupayakan bantuan logistik dan pergerakan ke titik aman.

185 Orang Tewas

Perwakilan khusus PBB untuk Sudan, Volker Perthes, menyampaikan jumlah korban tewas meningkat menjadi sedikitnya 185 orang. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta pihak-pihak yang bertikai di Sudan untuk segera menghentikan permusuhan.

Karena utusannya untuk Khartoum mengatakan sedikitnya 185 orang tewas akibat pertempuran itu. Gueterres mengatakan eskalasi lebih lanjut dari konflik antara tentara dan pasukan paramiliter, yang dipimpin oleh para jenderal saingan, 'bisa menghancurkan negara dan kawasan.'(*)

Sumber:rlskbri,reuters | Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.