Perpustakaan Kalteng Terapkan Layanan Digital, Anggota DPRD Palangka Raya: Tingkatkan Minat Baca

PALANGKA RAYA (Lentera) - Dalam rangka mengoptimalkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Dinas Perpustakaan dan Arsip (Disperpusip) Provinsi Kalimantan Tengah telah menerapkan memberikan pelayanan digital ke publik. Anggota Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Susi Idawati optimistis hal ini bisa meningkatkan minat baca.
"Dengan adanya kemudahan ini, saya optimistis bisa meningkatkan minat baca," terangnya Sabtu (29/4/2023).
Ia menuturkan, saat ini hampir semua tahapan mulai dari penyediaan buku hingga ke proses peminjaman sudah dilakukan secara elektronik. Dalam membuat kartu perpustakaan juga sudah menggunakan aplikasi sehingga tidak lagi manual.
Untuk peminjaman buku juga sudah bisa dilakukan secara elektronik, hingga memperpanjang peminjaman buku juga sudah bisa dilakukan secara daring tanpa peminjam harus datang ke perpustakaan.
Sementara itu dikatakan oleh Kepala Disperpusip Kalteng, Nunu Andriani, SPBE sudah diterapkan Disperpusip Kalteng dalam hampir setiap lini. Salah satunya inventarisasi buku yang masuk ke perpustakaan, baik dari jalur pengadaan maupun hibah, akan dimasukan datanya dalam inlislite.
Inlislite merupakan aplikasi isian buku dan penataan letak, hingga output (keluaran) yang mana akan keluar dalam bentuk barcode yang ditempel di setiap buku.
Selanjutnya buku- buku diperpustakaan disusun disesuaikan tata letaknya pada rak yang mengacu pada kode barcode tersebut.
"Kemudian pencarian atau penelurusan buku sudah menggunakan Online Public Access Catalog (OPAC) yang berbasis IT dan tidak lagi secara manual," ungkapnya.
Selain itu Nunu menambahkan, sistem OPAC sudah dilakukan secara daring atau online, sehingga bisa ditelusuri masyarakat dari mana saja via situs web yang dimiliki Disperpusip.
Lebih jauh Nunu menambahkan, implementasi SPBE lainnya yaitu pemustaka yang datang disediakan buku tamu elektronik untuk diisi yang juga telah terhubung dengan aplikasi. Bahkan saat pemustaka ingin mengembalikan buku, prosesnya sudah tidak lagi manual, cukup dengan men 'scan' barcode buku melalui aplikasi yang tersedia.
"Terkait implementasi SPBE di perpustakaan, penerapannya bisa dikatakan sudah di atas 90 persen, kedepannya kami harapkan bisa ditingkatkan, bahkan mencapai 100 persen," pungkasnya.(ADV)
Reporter: Novita /Editor: widyawati