21 April 2025

Get In Touch

Bencana Longsor di Tanjungrejo Meluas, Kini Total 21 Rumah Terdampak

Kondisi belakang rumah warga yang terdampak longsor di Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang
Kondisi belakang rumah warga yang terdampak longsor di Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang

MALANG (Lenteratoday) – Data terbaru, Senin (1/5/2023) rumah yang terdampak bencana longsor di Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, bertambah menjadi 21 rumah. Sebelumnya, hanya 15 rumah saat kejadian bencana pada Sabtu (29/4/2023) lalu.

Koordinator Bantuan Pos 1, Andik, mengatakan, bertambahnya jumlah rumah yang terdampak tersebut merupakan bentuk antisipasi. Sebab adanya faktor lempengan antar rumah yang saling berkaitan satu sama lain. Sehingga dikhawatirkan terjadinya longsor susulan yang merambat.

“Begitu sisi satunya jatuh, semua juga ikut jatuh. Di bawahnya ini kan berlapis-lapis,” ujar Andik, saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, Senin (1/5/2023).

Andik mengatakan, pertimbangan masuknya 6 rumah tersebut dalam kategori terdampak longsor, juga dikarenakan debit aliran air sungai Metro yang sangat dimungkinkan dapat naik sewaktu-waktu. Sehingga, hal ini memicu kekhawatiran masyarakat sekitar untuk mulai mengungsi, meskipun tidak ditemukan retakan dalam rumahnya.

“Jadi bisa dibilang untuk saat ini yang 6 (rumah) itu, dari segi fisik tidak ada retakan, tapi dampaknya nanti pasti ada. Soalnya ini kan kalau (air) sungai sudah naik, takutnya kalau ada apa-apa bisa terdampak. Takutnya merambah ke yang lain, ini pertimbangannya,” imbuh Andik.

Terpisah, Lurah Tanjungrejo, Muhammad Abdul Aziz, membenarkan bahwa telah terjadi penambahan rumah yang terdampak longsor, diakibatkan adanya retakan tanah di sepadan Sungai Metro, yang merembet sejak Minggu (30/4/2023) sore hingga malam hari.

Beberapa warga berupaya memindahkan perabotannya untuk mengantisipasi adanya longsor susulan

“Betul, kemarin sore menjelang malam, ada rembetan retakan tanah hingga melebar ke 6 rumah/KK, pada alamat yang sama. Sehingga tim pantau tanggap darurat, mengevakuasi warga dan segala perabotan rumah tangganya, untuk ditempatkan dilokasi yang aman,” ujar Aziz, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Senin (1/5/2023).

Sampai dengan hari ini, sambung Aziz, sebanyak 21 rumah yang terdampak tersebut telah dinyatakan sebagai rumah tidak layak huni. Sehingga menurutnya, seluruh warga yang terdampak telah diungsikan untuk sementara waktu, di lokus pengungsian yang telah disediakan.

“Jadi sampai dengan kurun waktu yang tidak dapat kami sampaikan juga, bahwa dampak dari 21 tempat tinggal tersebut tidak layak huni. Lokus pengungsian ada di posko Balai Panitran, kemudian rumah Singgah Yayasan Karmel, Panti Jompo yang merangkap sebagai dapur umum, dan rumah singgah suster,” terangnya.

Di sisi lain, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat whatsapp, Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno, menjelaskan bahwa adanya 6 rumah tambahan yang terdampak longsor tersebut, merupakan faktor dari dinamika yang terjadi di lapangan, mengingat kondisi pemukiman warga yang juga berada di tanah sepadan sungai.

“Iya, itu dinamika lapangan, tentu kami update setelah asesment berikut,” tulis pria yang akrab dengan sapaan Prayit ini.
Sebagai informasi, sebelumnya pada hari Sabtu (29/4/2023) diketahui bahwa sebanyak 13 rumah di RT 06 RW 10 Kelurahan Tanjungrejo, Kota Malang, terdampak bencana longsor. Namun, seiring dengan perkembangan data yang dilakukan pada hari tersebut, terdapat 2 tambahan hunian yang terdampak.

Hingga saat ini, Senin (1/5/2023) longsor merembet pada 6 rumah, sehingga sebanyak 21 rumah warga menjadi korban bencana longsor di Kelurahan Tanjungrejo.(*)

Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.