
SURABAYA (Lenteratoday) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menekankan melakukan melakukan aksi perubahan berdampak. Hal itu sebagai upaya untuk memberikan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat menjadi lebih baik lagi.
“harus memberikan aksi perubahan, maka aktualisasi dari aksi perubahan berdampak tidak sekedar aksi perubahan tapi aktualiasi dari aksi perubahan berdampak,” tandasnya saat penutupan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan I & II Tahun 2023 di BPSDM Provinsi Jatim, Selasa (30/5/2023) malam.
Dia menandaskan bahwa apa yang disampaikan dan dipaparkan semua peserta pelatihan tidak sekedar konsep saja, namun harus diaktualisasikan. Kemudian dari aktualisasi itu harus memberikan dampak. “Harus berdampak, setiap perubahan harus memberikan dampak, tidak sekedar konsep-konsep. Lalu mereka mungkin membuat exercise. Setiap aksi perubahan harus berdampak, mereka sudah presentasi di sini, maka kembali ke instansi mereka harus melakukan aktualisasi aksi perubahan berdampak,” tegasnya lagi.
Khofifah menjelaskan system pemerintah berbasis elektronik (SPBE) berdampak membawa Pemprov Jatim meraih Digital Goverment Award 2023 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), kategori Penerapan Layanan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (IPPD).
Dia menjelaskan, secara peneragan digitalisasi pemerintahan, sebenarnya Jabar lebih tinggi. Namun, tim dari KemenPAN RB memilih Jatim sebagai juara karena melihat SPBE berdampak.
“Jadi kalau kembali ke institusi masing-masing sudah punya materi dan rencana-rencana melakukan aksi perubahan, maka yang pertama adalah aktulaisasinya dan berikutnya adalah berdampak atau tidak. Jadi kalau berbagai indicator-indikator yang diturunkan oleh KemenPAN RB, maka setiap RB harus berdampak. Maka, aktualiasi dari aksi perubahan harus berdampak,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah berharap supaya hal itu menjadi catatan semua peserta pelatihan dimana setiap aksi perubahan aktualiasinya harus berdampak. Terlebih lagi, semua mengeluarkan energy mulai dari pikiran, fisik, hingga anggaran. Maka, antara pikiran dan anggaran yang digunakan itu dampaknya seperti apa.
“Kalau hanya menggunakan energi kita gak nutut, kita dengan berbagai tuntutan percepatan pemenuhan kebutuhan masyarakat, tuntutan percepatan pemenuhan kebutuhan masyarakat baru bisa kita lakukan kalau kita membangun strong partnership,” tandasnya.
Percepatan pemenuhan kebutuhan masyarakat juga bisa dilakukan dengan strong collaboration. “Kalau kita bersama sama bisa menguatkan kolaborasi, kita menguatkan sinergi dan menguatkan partnership, artinya hilangkan ego-ego sektoral, apalagi ego individual, jadi pesan saya hilangkan ego kedinasan apalai ego personal, orang yang community ego persoal biasanya terbatas kolaborasinya, karena dia kencenderungannya tertutup, maka we have to open mind, terima kasih sudah membangun komitmen untuk membangun aksi perubahan,” pungkasnya. (*)
Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi