
SURABAYA (Lenteratoday) – Masyarakat Indonesia sangatlah heterogen, karena berasal dari berbagai suku bangsa, agama, ras, dan budaya. Zaman pun terus berganti, yang saat ini berada di era digitalisasi.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, Bambang DH menegaskan dalam keberagaman dan berbagai perubahan, Pancasila tetap harus menjadi prinsip dan pegangan dalam kehidupan dan berbangsa. ‘’Pancasila merupakan ideologi negara. Dalam menyiasati negara yang majemuk ini pancasila digali dari nilai luhur budaya bangsa nusantara dan memiliki makna yang dinamis,’’ ujar Bambang DH saat menjadi inspektur upacara Hari Lahir Pancasila di Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, Kamis (1/6/2023).
Anggota DPR RI ini menekankan, Pancasila memiliki makna yang dinamis, sesuai dengan perkembangan zaman dan tantangan yang dihadapi bangsa ini. Sebagai ideologi negara, Pancasila bukanlah sesuatu yang statis atau kaku, tetapi harus senantiasa berkembang mengikuti era.
Walhasil, Pancasila tetap dan akan terus tepat sebagai landa. dalam menyelenggarakan pemerintahan di Indonesia. ‘’Pancasila juga merupakan sebuah prinsip dalam menyelenggarakan pemerintahan Indonesia di segala zaman,’’ sambungnya.
Disebutkannya, prinsip dalam pemerintahan menegaskan pentingnya menjunjung tinggi persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip-prinsip ini menjadi landasan dalam menyelenggarakan pemerintahan yang adil, berkeadilan, dan berwawasan kebangsaan.
Dia pun mengajak semua pihak untuk sejenak merenung dan memahami filosofi Pancasila yang menjadi nyawa negara.Dalam menjalankan tugas-tugas, seringkali terjadi kesibukan dan tekanan, sehingga hanya terfokus pada aspek praktis dan teknis.
‘’Prinsip-prinsip pancasila perlu kita jaga dalam seluruh aktivitas negara di tengah padatnya kegiatan dalam melakukan tugas. Mari kita sejenak berefleksi dan memahami Pancasila sebagai filosofi dan nyawa bangsa ini,’’tegasnya.(*)
Reporter:Abdillah Qomaru/Editor: widyawati