21 April 2025

Get In Touch

‘Kampung Wani Jogo Suroboyo’ Mulai Dibentuk di Seluruh RW

‘Kampung Wani Jogo Suroboyo’ Mulai Dibentuk di Seluruh RW

Surabaya- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memasifkan gerakan untuk membendung penyebaran Covid-19. Yang terbaru, pemkot membentuk ‘Kampung Wani Jogo Suroboyo’ yang tersebar di seluruh RW se-Kota Surabaya.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19Irvan Widyanto menjelaskan pembentukan ‘Kampung Wani Jogo Suroboyo’ ini dimulaihari ini dengan mengumpulkan seluruh camat dan kepala puskesmas se-Surabaya.Dalam rapat itu, disosialisasikan tentang organisasi Satgas ini besertatugas-tugasnya.

“Kemudian kita harapkan besok SK (Surat Keputusan) sudahdibuat oleh para camat, lalu disosialisasikan secara massif. Di sini, camatharus mampu memotivasi Satgas tersebut supaya betul-betul bergerak sesuaidengan tugasnya masing-masing,” kata Irvan ditemui seusai rapat dengan paraCamat dan Kepala Puskesmas, Senin (25/5/2020).

Menurut Irvan, gerakan ini semuanya berbasis masyarakat atauwarga. Sebab, memang sudah saatnya pelibatan warga dilakukan secara maksimal,karena kondisi ini tidak bisa ditangani oleh pemerintah saja, melainkan harusbersama-sama dengan warga. Makanya, ketika di tingkat kota ada Satuan GugusTugas, maka hal itu juga diimplimintasikan di tingkat RW atau kampung.Nantinya, struktur mana saja yang bisa diimplimintasikan akan diadopsi di‘Kampung Wani Jogo Suroboyo’ini.

“Kami sengaja memberi nama ‘Kampung Wani Jogo Suroboyo’karena sesuai dengan karakter arek-arek Suroboyo yang memiliki karakter wani(berani), wani sak sembarange,” tegasnya.

Kepala BPB Linmas ini juga menjelaskan struktur ‘KampungWani Jogo Suroboyo’ itu. Nantinya, akan ada empat Satgas yang tugasnyaberbeda-beda, yaitu Satgas Wani Sehat, Satgas Wani Sejahtera, Satgas Wani Jogo,dan Satgas Wani Ngandani.

Adapun tugas dari Satgas Wani Sehat adalah melakukanpemantauan terhadap pasien ODP, PDP, OTG, dan konfirm rawat jalan dari gugustugas kota/kecamatan. Kemudian melakukan pendataan terhadap warga yang kontakerat dengan pasien, dan bertugas melaporkan kepada puskesmas, kelurahan, dankecamatan bila ada warganya yang terindikasi gejala Covid-19.

Sedangkan tugas Satgas Wani Sejahtera adalahmengidentifikasi kebutuhan permakanan pasien ODP, PDP, OTG, dan confirm rawatjalan dengan kriteria yang sudah ditentukan. Kemudian mengidentifikasi wargaterdampak yang tidak mampu, dan melakukan upaya penanganan terhadap wargaterdampak secara gotong-royong, serta memastikan bantuan sosial pemerintahsampai ke penerima.

Lalu tugas Satgas Wani Jogo adalah pembatasan dan pencatatanorang dan kendaraan yang keluar-masuk (one gate system). Kemudian membuat jadwaljaga kampung, dan memantau serta memastikan warga yang isolasi mandiri untuktidak keluar lingkungan rumah kecuali untuk keperluan fasilitas kesehatan,menjaga dan memastikan semua warga terutama lansia, difabel, dan anak-anakterlindung dari resiko penularan, memastikan kegiatan sosial dan keamanandilakukan secara gotong-royong, memastikan penerapan protocol kesehatan(physical distancing, pakai masker, cuci tangan pakai sabun), dan melaksanakanpenyemprotan disinfektan.

Selanjutnya tugas Satgas Wani Ngandani adalah memberikaninformasi dan edukasi kepada warga terkait pencegahan dan penanganan Covid-19,melakukan komunikasi dengan berbagai pihak terkait Covid-19, dan melaporkanperkembangan penanganan ODP, PDP, OTG, dan confirm rawat jalan melalui aplikasilawancovid-19.surabaya.go.id.

“Jadi, sebenarnya Bu Wali (Wali Kota Surabaya TriRismaharini) kan sudah mengeluarkan banyak SE (Surat Edaran), nah satgas ininanti yang akan menjalankannya dan menertibkannya. Ketika di tingkat kampungsudah bisa dikendalikan, maka di hilir yang ditingkat kota akan lebih mudahterkendalikan, karena sudah selesai di tingkat kampungnya masing-masing,”katanya.

Mantan Kasatpol PP Surabaya ini berharap dengan adanya‘Kampung Wani Jogo Suroboyo’ ini, maka kasus Covid-19 di Kota Surabaya dapatditekan, tentunya melalui tangan-tangan warga sendiri. Di samping itu, goalnyaadalah tumbuhnya kesadaran warga tentang bahaya Covid-19 ini, sehingga ketikasudah sama-sama sadar, mereka tidak lagi keluar rumah jika memang tidakpenting, sadar dengan sendirinya memakai masker dan cuci tangan.

“Yang paling penting pula adalah perubahan paradigma.Contohnya, ketika ada warga yang reaktif, mereka tidak lantas dikucilkan, tapiwarga bersama-sama melindungi warga yang reaktif tersebut. Jadi, warga yangmelakukan perlindungan kepada warga yang ada di sekitarnya itu, terutamamelakukan perlindungan kepada warga yang terindikasi Covid-19,” pungkasnya. (*)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.