
MALANG (Lenteratoday) - Program magister (S2) Universitas Islam Malang (Unisma) memberikan apresiasi kepada Yuanita Widiastuti, M.Pd. Dia sukses memperoleh IPK sempurna, yakni 4.00 dengan menempuh waktu studi hanya 3 semester.
"Salah satu kiat sukses yang saya terapkan adalah manajemen waktu yang baik. Karena saya juga sebagai seorang guru, waktu saya tidak sepenuhnya tersedia untuk tugas-tugas kuliah. Namun, saya mengoptimalkan setiap waktu luang yang saya miliki untuk belajar," ujar Yuanita, saat dikonfirmasi awak media, Senin (12/6/2023).
Mahasiswa S2 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, ini menambahkan, dalam menggunakan setiap momen luang, penting baginya untuk menghasilkan satu paragraf, baik terkait tugas kuliah ataupun terkait dengan tesisnya. Menurutnya, dengan mengalokasikan waktu secara efektif, dirinya mampu mencapai hasil yang lebih dari apa yang diharapkan.
"Kalau waktu kosong, saya buka laptop dan itu minimal harus menghasilkan 1 paragraf. Ternyata, kalau sudah menyempatkan waktu seperti itu, gak hanya satu paragraf yang dihasilkan, bisa lebih. Dan itu saya terapkan tidak hanya pada penyelesaian tesis tapi juga setiap tugas yang diberikan," tambahnya.
Mengingat profesinya yang juga sebagai seorang guru bahasa Indonesia, Yunita mengakui bahwa pembagian waktu antara tugas kuliah dan mengajar, merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi. Namun, menurutnya, dukungan dari dosen di Unisma juga telah menjadi faktor penting dalam kesuksesannya.
"Dosen-dosen di sini sangat membantu dan responsif. Mereka memberikan bimbingan yang tepat waktu dan mendukung saya dalam menyelesaikan kuliah dengan lancar," serunya.
Lebih lanjut, raihan prestasi Yuanita juga didukung oleh topik penelitian tesisnya, yang relevan dengan dunia pendidikan. Berjudul "Preferensi Media Bacaan Sastra Siswa SMAN 1 Kraksaan: Cetak atau Digital?", Yuanita bercerita tentang alasan di balik pemilihan topik tersebut yang menurutnya, dapat mempermudah tenaga pendidik dalam menyediakan kebutuhan siswa terkait preferensi media bacaan sastra.
"Saya melihat kebutuhan dan kesukaan siswa yang berbeda-beda. Saya ingin membuktikan preferensi mereka dalam hal media bacaan sastra, apakah lebih suka yang cetak atau digital. Dengan mengetahui preferensi ini, kita dapat menyediakan kebutuhan yang sesuai dan berdampak pada prestasi kerja siswa," jelasnya.
Disinggung terkait hasil penelitian, Yuanita menemukan bahwa dari segi kemenarikan, siswa lebih memilih media bacaan sastra dalam bentuk digital. Namun, dalam memahami konsep-konsep sastra, pihaknya menyebut bahwa siswa cenderung memilih media dalam bentuk cetal, yang memungkinkan mereka menandai bagian-bagian penting di dalamnya.
Diakhir, dalam penelitiannya yang melibatkan 330 siswa dari kelas X sampai XII ini, perempuan asal Probolinggo, ini mengatakan bahwa media bacaan sastra baik dalam bentuk cetak maupun digital telah tersedia dengan baik. Namun, yang perlu diperhatikan ialah pemahaman pendidik terhadap profil belajar siswa, agar dapat memenuhi kebutuhan mereka dalam belajar.
"Kalau menurut saya sekarang justru lebih banyak medianya, baik versi cetak ataupun digitalnya. Jadi sebetulnya kalau dari sisi media sudah tersedia, tinggal pendidik yang harus memahami profil belajar anak seperti apa, suka yang cetak ataukah digital," tukasnya.
Sebagai informasi, selain Yuanita, dalam wisuda periode ke 70 yang akan berlangsung pada Kamis (15/6/2023) mendatang, Unisma juga telah berhasil mencetak 12 lulusan terbaik, dari program pendidikan sarjana, profesi, hingga doktor, dengan total keseluruhan wisudawan sebanyak 870 orang.(*)
Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati