20 April 2025

Get In Touch

Jarik Ma'Siti Pendidikan Inklusif Tembus Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2023

Wali Kota Malang, Sutiaji, saat secara simbolis memberikan penghargaan terpilihnya Jarik Ma'Siti menjadi Top 10 Inovasi Pelayanan Publik 2022, kepada Kepala Sekolah SMPN 10 Kota Malang, Hasbullah (Dok. Humas Pemkot Malang)
Wali Kota Malang, Sutiaji, saat secara simbolis memberikan penghargaan terpilihnya Jarik Ma'Siti menjadi Top 10 Inovasi Pelayanan Publik 2022, kepada Kepala Sekolah SMPN 10 Kota Malang, Hasbullah (Dok. Humas Pemkot Malang)

MALANG (Lenteratoday) -SMP Negeri 10 Kota Malang mengembangkan pendidikan inklusif metode Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa (Jarik Ma'Siti). Inovasi ini mampu mendapatkan penghargaan dan masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2023 di seluruh Indonesia.

Selama lima tahun terakhir, Jarik Ma'Siti telah mampu membantu sebanyak 570 siswa dan berhasil direplikasi di beberapa sekolah wilayah Kota Malang.

Wali Kota Malang, Sutiaji, menyampaikan kebanggaannya atas terpilihnya Jarik Ma'Siti sebagai salah satu inovasi terbaik di Indonesia. Menurutnya, ini menjadi dorongan semangat untuk menyediakan pendidikan yang lebih inklusif di Kota Malang. Tak lupa, ia juga memberikan apresiasi kepada para guru dan seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan inovasi tersebut.

"Anak-anak kita, termasuk anak-anak istimewa, tentu berhak mendapat akses pendidikan yang setara. Apresiasi membanggakan ini untuk mereka semua, guru-guru yang terus berjuang, dan semua pihak yang berkolaborasi dalam inovasi Jarik Ma'Siti. Dan saya harap ini menguatkan spirit melayani publik dengan semakin baik," ujar Sutiaji, Sabtu (17/6/2023).

Jarik Ma'Siti muncul sebagai solusi atas ketimpangan rasio guru pendamping khusus, dengan siswa istimewa di sekolah reguler atau non inklusi seperti di SMPN 10 Kota Malang. Inovasi ini dikembangkan sejak tahun 2019 lewat kolaborasi berbagai pihak yang ingin membantu siswa istimewa.

SMP Negeri 10 Kota Malang

Salah seorang guru inovator Jarik Ma'Siti, Kusiyah, mengungkapkan kebahagiannya atas apresiasi yang diterima. Ia tidak menyangka inovasinya diapresiasi hingga menjadi wakil Kota Malang di kancah nasional.

"Ketika kami bisa membantu (siswa) istimewa itu rasanya senang, tidak ada perasaan berat hati. Dan terima kasih kami dibantu banyak pihak, termasuk dari kampus UB. Kami tidak menyangka juga bisa lolos hingga final tahun ini," ungkap Kusiyah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, mengungkapkan optimistisnya bahwa inovasi ini dapat sukses diterapkan di berbagai sekolah yang menghadapi permasalahan serupa.

"Kebijakan replikasi ke seluruh sekolah di Kota Malang telah disiapkan untuk memastikan siswa istimewa dan siswa reguler dapat berbaur tanpa adanya perbedaan," serunya.

Sebagai informasi, Jarik Ma'Siti akan mengikuti fase presentasi dan wawancara oleh Tim Independen yang ditunjuk oleh Kementerian PAN-RB RI, dan akan dilaksanakan mulai 26 Juni hingga 17 Juli 2023, dimana proses tersebut akan menentukan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2023 (*)

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.