20 April 2025

Get In Touch

Helikopter Israel Serang Tepi Barat, 5 Warga Palestina Tewas

Helikopter serang AH-64 Apache Angkatan Udara Israel, Senin (19/6/2023). (Foto: AFP/Jaafar Ashtiyeh)
Helikopter serang AH-64 Apache Angkatan Udara Israel, Senin (19/6/2023). (Foto: AFP/Jaafar Ashtiyeh)

SURABAYA (Lenteratoday) – Serangan pasukan Israel di Tepi Barat menewaskan lima warga Palestina, termasuk seorang militan, pada Senin (19/6/2023). Selain itu juga mengakibatkan tujuh personel keamanan Israel terluka.

Israel menyerang dengan tembakan dari helikopter. Suara tembakan terdengar di seluruh Jenin. Sedangkan, warga Palestina yang terluka terus tiba dengan ambulans ke Rumah Sakit Ibn Sina di kota Tepi Barat utara hingga Senin (19/6/2023) sore hari seperti yang dituturkan seorang wartawan AFP.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lima orang tewas dan sedikitnya 91 lain luka-luka dalam kekerasan itu. Empat dari mereka yang terbunuh ialah Ahmed Saqer yang berusia 15 tahun, Khaled Assassa, 21, Qais Jabareen, 21, Ahmad Daraghmeh, 19, dan Qassam Abu Saria, 29. 

Jihad Islam Palestina mengklaim Abu Saria sebagai pejuang kelompok militan. Sindikat jurnalis Palestina mengatakan di antara yang terluka ada jurnalis Palestina Hazem Nasser yang dirawat di rumah sakit karena luka tembak.

Wakil gubernur Jenin, Kamal Abu al-Rub, mengatakan kepada AFP bahwa pasukan Israel melancarkan serangan sekitar pukul 04.00 waktu setempat. "Tentara menyerbu kamp (pengungsi Jenin) dan kota setelah salat subuh dalam jumlah besar dan terjadi baku tembak yang intens," katanya.

Seorang jurnalis AFP di tempat kejadian mengatakan pasukan Israel mundur dari Jenin sekitar pukul 15.10.  Kendaraan lapis baja milik Israel sempat dihantam alat peledak sekitar pukul 7.10 ketika menangkap dua buronan, satu berafiliasi dengan gerakan Islam Hamas dan yang lain dengan Jihad Islam.

"Kami memiliki lima polisi perbatasan Israel yang terluka dan dua tentara juga terluka ringan," kata juru bicara militer Israel Richard Hecht. 

Helikopter Apache menembakkan rudal untuk mendukung tentara, tindakan yang jarang terjadi di Tepi Barat.

Seorang pejabat intelijen Palestina mengatakan kepada AFP dengan syarat anonim bahwa itu pertama kali sejak 2002 (selama intifada kedua Palestina) bahwa tentara Israel menembakkan rudal dari pesawat selama serangan di Jenin.

Kepala hak asasi PBB, Volker Turk, mengatakan dia sangat khawatir dengan situasi yang memburuk. "Pembunuhan di luar hukum terhadap warga Palestina oleh pasukan keamanan Israel telah meningkat, termasuk eksekusi di luar hukum," tambahnya.

Kekerasan dalam konflik Israel-Palestina telah meningkat selama setahun terakhir, khususnya setelah pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengambil alih kekuasaan pada Desember.

Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila menyerukan untuk pengiriman mendesak stok darah dan pasokan medis ke Jenin. Hussein al-Sheikh, menteri urusan sipil Otoritas Palestina, mengatakan perang sengit dan terbuka sedang dilancarkan terhadap rakyat Palestina oleh pasukan pendudukan (Israel). Dia menyerukan kepemimpinan Palestina untuk mengambil keputusan yang belum pernah terjadi tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, akan menggunakan semua alat yang dimiliki dan menyerang teroris di mana pun mereka berada.

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari 1967 dan pasukannya secara teratur melancarkan serangan ke kota-kota Palestina yang berada di bawah kendali Otoritas Palestina Presiden Mahmud Abbas.

Bezalel Smotrich, kepala salah satu partai dalam koalisi agama-nasionalis Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan pemerintah harus meluncurkan operasi ofensif yang luas "untuk memulihkan pencegahan" di Jenin, Nablus dan daerah Tepi Barat lainnya. "Sudah waktunya sarung tangan dilepas," katanya.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan operasi Israel di Jenin adalah "eskalasi berbahaya yang akan menyeret kawasan itu ke dalam pertumpahan darah lebih banyak" dan meminta masyarakat internasional untuk "segera dan segera campur tangan".

Kepala Bulan Sabit Merah di Jenin, Mahmoud al-Saadi, mengatakan kepada Reuters bahwa tim medisnya juga diserang Israel saat mengangkut yang terluka. Pasukan Israel juga menembaki dua ambulans.

Namun, militer Israel mengatakan tidak mengetahui adanya tembakan ke petugas medis atau jurnalis tetapi sedang meninjau insiden tersebut. “IDF tidak menembak individu yang tidak terlibat, dan penggunaan peluru tajam dilakukan setelah semua opsi lain habis,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, mengatakan bahwa eskalasi seperti yang terjadi di Jenin berisiko menjerumuskan kawasan itu ke dalam krisis yang mematikan dan mengatakan kedua belah pihak harus terlibat kembali di jalur politik. (*)

Sumber : MediaIndonesia/Tempo | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.