20 April 2025

Get In Touch

Kerusuhan di Prancis Makin Parah, Toko Nike-Zara Dijarah

Petugas pemadam kebakaran memadamkan sisa api dari sebuah mobil yang dibakar dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dengan polisi, di distrik Alma, Roubaix, Prancis (30/6/2023).(rtr.ist)
Petugas pemadam kebakaran memadamkan sisa api dari sebuah mobil yang dibakar dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dengan polisi, di distrik Alma, Roubaix, Prancis (30/6/2023).(rtr.ist)

PARIS (Lenteratoday)- Lebih dari 400 orang ditangkap di kota-kota di Prancis usai negara itu dilanda kerusuhan yang dipicu tewasnya remaja 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko oleh polisi.

Dilansir dari The Guardian, Jumat (30/6/2023), kerusuhan meluas dan menyebabkan penjarahan oleh massa. Di pusat kota Paris, toko Nike dan Zara dirusak dan dijarah. 14 orang ditangkap akibat kejadian ini.

Jendela toko-toko juga dihancurkan di sepanjang jalan pusat perbelanjaan di rue de Rivoli. Di Montreuil, ratusan pemuda menyerang toko-toko termasuk apotek dan McDonalds.Sementara tempat sampah dibakar di luar balai kota. Polisi menembakkan gas air mata untuk menangani rusuh ini.

Di Vaulx-en-Velin, pinggiran kota timur Lyon, para pemuda menembakkan kembang api ke arah polisi. Sementara lusinan mobil dibakar di di Sevran, sebelah timur laut Paris.Video viral di media sosial juga menunjukkan terjadi banyak kebakaran di seluruh penjuru negeri, termasuk di depot bus di pinggiran utara kota Paris dan trem di Lyon.

Imbas rusuh ini, setidaknya tiga kota di sekitar Paris, termasuk Clamart, Compiègne dan Neuilly-sur-Marne, memberlakukan jam malam penuh. Apalagi ada laporan intelijen polisi yang memperkirakan bahwa kekerasan di perkotaan bakal meluas di malam-malam berikutnya.

Pengacara polisi yang dituduh menembak remaja 17 tahun itu meminta maaf ke keluarga korban."Kata-kata pertama yang dia ucapkan adalah meminta maaf dan kata-kata terakhir yang dia ucapkan adalah meminta maaf kepada keluarga," kata Laurent-Franck Lienard.

Presiden Gelar Rapat Kabinet

Di sisi lain, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan pertemuan kabinet yang kedua pada Jumat, setelah malam kerusuhan yang meluas sebagai protes atas penembakan fatal seorang remaja oleh polisi.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin melalui akun Twitter-nya mengabarkan setidaknya 667 orang ditangkap di seluruh Prancis dalam semalam saat bentrok antara polisi dan perusuh yang terjadi di beberapa kota, serta pembakaran toko dan bank, dan perusakan bus.

Darmanin telah mengerahkan 40.000 petugas pada Kamis (29/6/2023) malam dalam upaya meredam kerusuhan malam ketiga.Tetapi kekerasan tetap terjadi di Marseille, Lyon, Pau, Toulouse, dan Lille serta sebagian Paris, termasuk pinggiran kota kelas pekerja Nanterre, di mana Nahel M, pemuda berusia 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko, ditembak mati pada Selasa (27/6/2023) malam.

Macron akan bertemu dengan kabinetnya pada pukul 11.00 waktu Paris. Ia kemungkinan akan mempersingkat kehadirannya di KTT Uni Eropa di Brussels, kata kantor kepresidenan. Macron sejauh ini belum menyatakan keadaan darurat.

Menteri Transportasi Clement Beaune mengatakan kepada radio RMC bahwa transportasi umum di wilayah Paris akan terganggu pada Jumat dan tidak mengesampingkan penutupan layanan lebih awal. Dua belas bus dibakar dan dihancurkan dalam semalam di sebuah depot di Aubervilliers, di utara Paris.(*)

Sumber:The Guardian,ist| Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.