22 April 2025

Get In Touch

Tanah Longsor di Nganjuk Diduga Buntut Gempa Bantul

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Abdul Wakid, mengungkapkan dugaan bahwa kejadian tanah longsor di Nganjuk merupakan buntut dari gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Bantul pada Jumat (30/6/2023) lalu, Kami
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Abdul Wakid, mengungkapkan dugaan bahwa kejadian tanah longsor di Nganjuk merupakan buntut dari gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Bantul pada Jumat (30/6/2023) lalu, Kami

NGANJUK (Lenteratoday) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Abdul Wakid, menduga tanah longsor di daerah persawahan/perkebunan Dusun Bruno, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, kabupaten Nganjuk merupakan buntut dari gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Bantul pada Jumat (30/6/2023) lalu.

“Tidak ada hujan, tidak ada angin, longsor saja. Mungkin salah satu dampak dari gempa bumi di  Bantul kemarin,” ujar Abdul Wakid, Kamis (6/7/2023).

Abdul Wakid megungkapkan bahwa Dusun Bruno, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, sebelumnya tidak pernah melaporkan adanya kejadian tanah longsor. Namun, ironisnya, kejadian longsor justru terbanyak terjadi di tepi jalan menuju objek wisata alam Air Terjun Sedudo yang terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk.

"Daerah Dusun Bruno, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, tidak pernah melaporkan adanya kejadian tanah longsor. Sebaliknya, kejadian longsor terbanyak terjadi di tepi jalan menuju objek wisata alam Air Terjun Sedudo di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk,'' ujarnya.

Selanjutnya Abdul Wakid berharap agar kejadian tanah longsor seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang. Kejadian tersebut membawa potensi bahaya bagi nyawa warga sekitar, terutama karena daerah tersebut merupakan dataran tinggi. Dalam pandangannya, masyarakat harus menjadi lebih waspada dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam.

"Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dikarenakan bisa membahayakan nyawa warga sekitar mengingat di daerah sini adalah dataran tinggi dan masyarakat bisa lebih waspada, " pungkasnya.

Menurut informasi yang dihimpun Lenteratoday terkait kejadian tanah longsor, ditemukan bahwa peristiwa ini menyebabkan kerugian materiil yang signifikan, terutama pada sektor pertanian. Kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp100 juta akibat kerusakan pada lahan sawah dan kebun warga. Bukan hanya itu, beberapa jenis tanaman produktif seperti cengkih, durian, nangka, alpukat, dan berbagai tanaman lainnya juga mengalami kerusakan serius akibat longsor tersebut. (*)

Reporter : Abdillah Qomaru | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.