20 April 2025

Get In Touch

Wali Kota Kediri Ajak Semua Pihak Realisasaikan Zero Stunting

Wali Kota Kediri Abu Bakar didampingi pimpinan stakeholder menandatangani komitmen merealisasikan kelurahan new zero stunting di acara Rembuk Stunting Tingkat Kota Kediri tahun 2023.
Wali Kota Kediri Abu Bakar didampingi pimpinan stakeholder menandatangani komitmen merealisasikan kelurahan new zero stunting di acara Rembuk Stunting Tingkat Kota Kediri tahun 2023.

KEDIRI (Lenteratoday) - Wali Kota Kediri, Abu Bakar, melibatkan banyak pihak dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayahnya. Pelibatan tersebut diwujudkan dalam penandatanganan komitmen merealisasikan kelurahan new zero stunting di acara Rembuk Stunting Tingkat Kota Kediri tahun 2023, Hotel Grand Surya, Senin (17/7/2023).

Selain wali kota, pihak-pihak yang bertandatangan; Ketua TP PKK Kota Kediri, Forkopimda, Sekretaris Daerah dan stakeholder terkait. Ada 10 kelurahan yang menjadi lokus zero stunting; Kelurahan Blabak, Kelurahan Banaran, Kelurahan Betet, Kelurahan Bangsal, Kelurahan Pesantren, Kelurahan Tamanan, Kelurahan Ngadirejo, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Dandangan, dan Kelurahan Mrican.

"Kita sudah bersepakat menurunkan angka stunting di Kota Kediri. Saya mengajak seluruh stakeholder memikirkan secara detail menurunkan angka stunting. Kita siapkan strategi yang baik untuk mengatasi hal ini," ujar Wali Kota Abu Bakar..

Berdasarkan data aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) hasil verifikasi dan validasi data per Februari 2023, jumlah stunting Kota Kediri tahun 2022 mencapai 941 balita. Sebaran kasusnya didominasi Kecamatan Kota. Lalu setelah mendalami data yang masuk telah terjadi pergeseran.

Dulu stunting identik dengan keluarga ekonomi menengah ke bawah, kini banyak ditemukan anak stunting berasal dari keluarga ekonomi mampu.

"Setelah kita dalami ini dari perilaku atau life style yang kurang sehat. Jadi perilaku ini sangat mempengaruhi. Saya berharap program di PKK dan Prodamas bisa mengubah perilaku hidup sehatnya masyarakat di setiap kelurahan," jelasnya.

Abdullah Abu Bakar menambahkan, penyelesaian masalah stunting ini tidak bisa cepat. Harus melalui proses cukup panjang. Maka dari itu program yang dilakukan harus bisa sustain. Masyarakat juga terus diberikan pemahaman mengenai gizi yang harus diberikan kepada anak.

"Penyelesaian tidak bisa hari ini kita intervensi besok langsung zero stunting. Saya ingatkan saat rembuk warga tolong pemberian makanan tambahan (PMT) tidak diisi dengan biskuit ataupun wafer. Berikan makanan bergizi bagi anak-anak Kota Kediri," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar mengatakan saat ini program penyelesaian stunting di Kota Kediri sudah lebih terarah dan tertata. Program yang dilakukan melibatkan seluruh OPD dan juga UNICEF.

Melalui Prodamas juga telah diberikan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita di Kota Kediri. "Mohon dengan sangat kepada seluruh tim kita bisa berikan action yang tepat dan jelas. Jangan sampai kita salah memberikan treatment. Saya titip pesan Prodamas diwujudkan dalam program orientasi PMBA," ungkapnya.

Rembuk stunting ini menghadirkan dua narasumber. Yakni, Tim Ahli Local Governance Capacity Building for Acceleration of Stunting Reduction regional 3 Surabaya Yudhi Anggoro dan Nutrition Officer UNICEF Karina Widowati.

Turut hadir pada acara ini, Kepala OPD terkait, lurah sasaran prioritas stunting, perwakilan camat, komunitas dan organisasi kemasyarakatan pendukung percepatan penurunan stunting Kota Kediri. (*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.