21 April 2025

Get In Touch

WHO Sebut Panas Ekstrem Ancam Kesehatan, di Jerman Pekerja Diminta Bobok Siang

WHO Sebut Panas Ekstrem Ancam Kesehatan, di Jerman Pekerja Diminta Bobok Siang

JAKARTA (Lenteratoday)-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan panas ekstrem yang terjadi di belahan dunia mengancam kesehatan. Bahkan negara-negara di Eropa mengimbau warganya untuk siesta atau bobok siang.

"Kita harus menyesuaikan diri dengan cara orang bekerja di negara-negara selatan yang panas: bangun pagi, bekerja secara produktif di pagi hari, dan tidur siang di siang hari," kepala Asosiasi Dokter Federal Departemen Kesehatan Masyarakat Jerman (BVGD), Johannes Niessen, kepada jaringan media RND dalam sebuah wawancara dikutip Kamis (20/7/2023).

"Ini adalah konsep yang harus kita adopsi di bulan-bulan musim panas," Niessen menambahkan.

Ide itu direspons positif. Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach menanggapi bahwa ia percaya tidur siang pada hari kerja adalah hal yang masuk akal karena alasan kesehatan saat cuaca sangat panas.

"Tidur siang dalam cuaca panas tentu bukan saran yang buruk," tulis Lauterbach di akun Twitter."Secara medis tentu masuk akal untuk banyak profesi," dia menambahkan.

Para dokter dari BVGD menyerukan agar pelaksanaan tugas-tugas yang lebih berat di hari kerja digeser ke pagi hari sebelum para pekerja merasa lelah karena panas yang menyengat.

"Orang-orang tidak seproduktif biasanya saat cuaca sangat panas," kata Niessen.

"Tidur yang buruk karena malam yang gerah dapat menyebabkan tambahan masalah konsentrasi," dia menambahkan.

Siesta adalah istilah Spanyol untuk waktu istirahat yang dilakukan banyak orang, sering kali termasuk tidur siang. Ini semacam waktu istirahat selama jam-jam terpanas di tengah hari. Praktik semacam ini jamak dijumpai di seluruh bagian dunia yang lebih panas.

Seruan untuk mengubah pola kerja Jerman ke pola kerja yang lebih umum di Eropa selatan ini muncul seiring kenaikan suhu global. Saat ini negara-negara seperti Spanyol, Italia, dan Yunani menderita akibat gelombang panas dan suhu ekstrem yang terus-menerus.

Niessen juga menyerukan tersedianya kipas angin pendingin dan memakai pakaian yang lebih ringan, meskipun aturan berpakaian di kantor tidak mengizinkannya.

"Pekerja, dan orang-orang pada umumnya, perlu memastikan bahwa mereka minum lebih banyak dan makan dalam porsi yang lebih kecil sepanjang hari," kata Niessen.

"Merendam kaki dengan air dingin di bawah meja dapat menjadi pilihan lain untuk tetap merasa sejuk saat bekerja dari rumah," kata kepala BVGD kepada RND itu.

Anja Piel, anggota dewan Konfederasi Serikat Buruh Jerman (DGB), juga mengatakan kepada jaringan media bahwa perusahaan perlu melakukan penilaian risiko rutin selama bulan-bulan musim panas untuk melindungi pekerja dari panas ekstrem.

"Bekerja dalam cuaca panas menguras tenaga karyawan dan, dalam kasus terburuk, dapat membahayakan kesehatan mereka," kata Piel.

Dia menambahkan bahwa kegagalan untuk mempersiapkan diri terhadap perubahan iklim dan cuaca musim panas yang panas ekstrem adalah tindakan pengabaian oleh pengusaha Jerman.(*)

Sumber:RND,ist/Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.