
SURABAYA (Lenteratoday) - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengakui pekerjaan rumah terkait program lingkungan Adiwiyata dan Program Kampung Iklim (Proklim) masih banyak. Di antaranya ada 845 sekolah tingkat SD dan SMP yang belum masih program tersebut.
Sekolah yang belum masuk kriteria Adiwiyata tersebut terdiri dari 409 SD, 272 SMP, 158 madrasah ibtidaiyah (MI), dan 56 madrasah tsanawiyah (MTs). "Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan karena kita lambat dalam Adiwiyata ini," kata Hebi dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu (22/7/2023).
Sehingga pada 2022, lanjut dia, pihaknya mengikuti Instruksi Wali Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pengembangan Sekolah Adiwiyata. "Alhamdulillah di tahun 2023 ada 74 sekolah yang lolos Adiwiyata," kata Hebi.
Hebi menyampaikan, dari 2009-2023 Pemkot Surabaya memiliki 367 sekolah Adiwiyata, yang terdiri dari 271 sekolah Adiwiyata tingkat kota, 44 sekolah Adiwiyata tingkat provinsi, 18 sekolah Adiwiyata tingkat nasional, dan 34 sekolah Adiwiyata tingkat mandiri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh berharap semakin banyak sekolah yang ikut Adiwiyata tahun mendatang. Adiwiyata adalah bagian dari pembelajaran penting bagi siswa-siswi SD-SMP di Kota Surabaya.
Yusuf juga mendorong para guru untuk memberikan edukasi dan wawasan kepada para siswa/siswi di Kota Surabaya, untuk peduli terhadap lingkungan di sekolahnya masing-masing.
"Harapan kami terus memotivasi, SMP swasta pun juga bisa berpartisipasi. Untuk apa?, Ya pembelajaran anak-anak juga, di Kurikulum Merdeka pun bisa dikondisikan juga sesuai dengan minat anak-anak, misal masalah lingkungan, penelitian, dan olahraga. Tentu akan kami tingkatkan terus," ucapnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat Penganugerahan Adiwiyata 2023 dan Program Kampung Iklim (Proklim) Tahun 2022, mengatakan, membangun Kota Surabaya bukan hanya dilakukan oleh pemerintah, atau dari atas ke bawah (top down).
"Akan tetapi membangun kota ini juga bisa dari bawah ke atas melalui gotong royong warganya," katanya.
Oleh karena itu, ia menyampaikan pesan kepada Kepala DLH dan Kepala Dispendik Surabaya untuk mendukung program Adiwiyata dan Proklim.
"Kalau sudah bicara Adiwiyata, saya minta seluruh sekolah, khususnya sekolah negeri, 'suppor't-nya harus ikut, karena apa?, Ini akan mengubah cara berpikirnya anak-anak kita. Maka akan timbul rasa cinta terhadap lingkungan dan gotong royong," ujarnya. (*)
Reporter : Jannah/ant | Editor : Lutfiyu Handi