
JAKARTA (Lenteratoday)-Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan kontingen Indonesia yang mengikuti jambore pramuka di Korea Selatan sudah mulai dievakuasi dengan 40 bus.
"Kemarin saya dapat informasi bahwa jumlah bus untuk kontingen Indonesia sekitar 40-an, tapi sekali lagi bus yang diperlukan tentunya sejumlah yang dapat mengangkut seluruh anak-anak," kata Retno di Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Pimpinan Kontingen Gerakan Pramuka, Mayor Jenderal Mar (Purn) Yuniar Ludfi, mengatakan jumlah WNI peserta jambore itu mencapai 1.569 orang.
Para WNI itu dievakuasi karena cuaca panas ekstrem menerjang Korsel. Retno menyebut proses evakuasi para WNI itu dilakukan secara bertahap.
Peserta dari Indonesia itu bakal dipindahkan dan ditampung di Wonkwang University Dormitory.
"Jadi laporan dari Pak Dubes [RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto] tadi pagi, per pagi ini kontingen Indonesia akan ditampung di Wonkwang University Dormitory, yang berjarak sekitar 55 kilometer dari Saemangeum," tutur Retno.
Retno mengatakan para peserta jambore saat ini dalam kondisi sehat. Dia berharap anak-anak tersebut senantiasa sehat hingga mereka pulang kembali ke Indonesia.
Retno Marsudi juga memastikan Jambore Dunia di Buan, Jeolla, Korea Selatan, selesai lebih awal. Hal itu menyusul ancaman taifun Khanun atau angin topan yang diprediksi akan melanda lokasi Jambore Dunia itu.
"Acaranya memang sudah nggak ada, karena dengan taifun itu, maka acaranya selesai lebih awal karena teman-teman itu harus dipindahkan," kata Retno.
Jambore Pramuka Sedunia ke-25 di Korea Selatan menjadi sorotan setelah cuaca panas ekstrem menerjang negara itu.
Ratusan peserta dilaporkan jatuh sakit. Pemerintah Korsel pun mengerahkan dokter militer dan bus-bus berpendingin ruangan untuk menolong peserta yang terdampak suhu ekstrem.
Acara luar ruangan selama dua minggu ini sendiri dimulai pada Selasa (1/8), ketika pihak berwenang mengeluarkan peringatan tingkat tertinggi untuk suhu ekstrem pertama kalinya dalam empat tahun.
Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura sampai-sampai batal mengirim peserta jambore demi menghindari kondisi ekstrem.
Masalah ini diperparah dengan ancaman Topan Khanun yang diprediksi mendekati wilayah Saemangeum, lokasi bumi perkemahan, pada 9-10 Agustus mendatang.
Imbasnya, kegiatan jambore dihentikan lebih awal. Penutupan acara rencananya dilakukan pada 11 Agustus malam, dengan penampilan konser beberapa grup K-Pop di Stadion Sangam World Cup di Seoul.
Kontingen Indonesia sendiri bakal tetap pulang sesuai rencana awal, yaitu pada 12, 13, dan 14 Agustus 2023, mengikuti jadwal penerbangan masing-masing.(*)
Reporter:dya,rls /Editor: widyawati