
SURABAYA (Lenteratoday) - Anggota Komisi VII DPR RI Bambang DH berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan Pelatihan Pengolahan air Bersih pada Selasa, (8/8/2023) di Luminor Hotel. Pelatihan ini mengusung tema 'Peningkatan Kapasitas Pengguna Riset dan Inovasi untuk Masyarakat'.
Bambang DH saat ditemui usai membuka acara mengatakan, ia ingin peserta paling tidak mengerti seluk beluk air. mulai dari air keluar dari sumber dalam kondisi bersih, hingga makin banyak air tak layah konsumsi akibat perilaku manusia sendiri.
"Oleh karena itu pelatihan hari ini tentang pengelolaan air, mudah-mudahan paling tidak peserta sadar untuk menggunakan air dengan baik. Katakanlah kalau untuk mandi, bersih-bersih, itu secukupnya," tegas Bambang DH.
Hadir peneliti ahli utama pada Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi BRIN Ir. Nusa Idaman Said sebagai narasumber. Diikuti 200 peserta asal Surabaya dan Sidoarjo, acara ini sebagai bentuk pengabdian inovasi dan perluasan riset untuk kebermanfaatan masyarakat.
Bambang DH melanjutkan, dalam pelatihan ini narasumber akan mengenalkan teknologi pengolahan air, yang hasil produksi pengolahan tersebut dapat digunakan untuk kegiatan rumah tangga dan air minum. Dia mencontohkan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya yang berada di daerah Ngagel maupun Karang Pilang sebenarnya bisa diminum. Masalahnya, penyaluran air untuk masyarakat melewati pipa yang berkarat.
Oleh karenanya air PDAM Surya Sembada tidak direkomendasikan untuk langsung diminum. Maka hal ini juga penting digaris bawahi untuk pelaku UMKM, agar tidak menggunakan air PDAM untuk produknya.
"Oiyaa kalau bisa UMKM itu apapun raw materialnya itu harus baik, termasuk air bersih," tegas Bambang DH.

Sementara saat memberikan materi, Nusa Idaman Said mensosialisasikan teknologi pengolahan air minum atau air bersih. Tujuannya agar masyarakat bisa meningkatkan kualitas air minum yang aman atau lebih baik.
Materi yang diberikan adalah seputar penghilangan kekeruhan, penghilangan zat besi dan mangan, pengolahan untuk kesadahan, pengolahan saringan pasir lambat, pengolahan air gambut atau air sungai secara sederhana, serta mengenalkan teknologi-teknologi membran.
"Harapannya peserta bisa mengerti dan bisa mengaplikasikan di rumah tangga masing-masing atau di tempat masing-masing," ungkap Nusa.
Pada pelatihan kali ini, Nusa mengatakan peserta masih dalam pengenalan teknologi, sehingga peserta belum dikenalkan untuk praktik pengolahan secara langsung. Menurutnya, dalam pelaksanaan praktik perlu adanya bahan, lokasi yang memadai, serta waktu yang tidak cukup untuk dilakukan sehari. Meski begitu, Nusa yakin peserta dapat mengaplikasikan materi yang diberikan sendiri, karena teknologinya relatif mudah dan bahan banyak di pasaran.
Salah satu peserta yang mengaku antusias mengikuti pelatihan adalah Prabawati Aryanti. Wanita asal Kecamatan Kenjeran tersebut mengungkapkan mendapat inspirasi dari pelatihan ini.
"Saya tertarik untuk materi penjernihan air ini, tetapi belum ada lanjutan untuk latihan secara langsung. Kalau misalkan ada lanjutan untuk praktiknya seperti apa, saya mendukung sekali. Apalagi saya ibu rumah tangga, saya tertarik sekali menyediakan air aman untuk keluarga," ungkapnya.(*)
Reporter : Jannatul Firdaus/Editor:widyawati