21 April 2025

Get In Touch

Gaungkan Bela Negara Lewat Semangat Jaga Kearifan Lokal hingga Budaya

Workshop Pertahanan Bela Negara dan Kewaspadaan Nasional diselenggarakan oleh kelompok masyarakat Pojok Aspiras, di wilayah Desa Sukoharjo, Kecamatan Wilangan, Minggu (13/8/2023).
Workshop Pertahanan Bela Negara dan Kewaspadaan Nasional diselenggarakan oleh kelompok masyarakat Pojok Aspiras, di wilayah Desa Sukoharjo, Kecamatan Wilangan, Minggu (13/8/2023).

NGANJUK (Lenteratoday)-Semangat kebersamaan untuk mewujudkan pembangunan wilayah terus digaungkan di Nganjuk. Salah satunya melalui workshop bertema Pertahanan Bela Negara dan Kewaspadaan Nasional diselenggarakan oleh kelompok masyarakat Pojok Aspirasi, di wilayah Desa Sukoharjo, Kecamatan Wilangan, Minggu (13/8/2023).

"Ketika kita tadi berbicara pembangunan di Sukaharjo ini luar biasa sekali karena tidak semua desa bisa seperti ini. Tujuannya kami membuat acara seperti ini karena ingin bersama-sama masyarakat Sukoharjo membangun wilayahnya," ujar Ida Bagus Nugroho.

Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Nganjuk Nurwadi Nurdin yang menjadi pemateri dalam acara workshop tersebut menyampaikan bahwa pandangan konvensional tentang bela negara yang berkaitan dengan perjuangan fisik dalam melawan penjajah telah mengalami transformasi yang signifikan. Dalam pandangannya, bela negara pada zaman sekarang tidak lagi diartikan sebagai mobilisasi senjata, melainkan menghadapi peperangan dalam ranah ideologi, ekonomi, dan budaya.

‘’Bela negara sering dibenak kita adalah angkat senjata untuk melawan penjajah iya itu dulu tapi bela negara sekarang bukan diartikan sebagai angkat senjata,’’ kata Nurwadi Nurdin, Anggota DPRD Kabupaten.

Nurwadi juga menjelaskan dimensi perang ekonomi yang juga berdampak serius pada kedaulatan bangsa. ‘’Perusahaan nirlaba masuk ke desa-desa kita, rajin berbelanja di sana. Seharusnya itu tidak terjadi. Seharusnya kita berbelanja ke warung-warung tetangga agar ekonomi kerakyatan tumbuh, bukan memperkaya yang sudah kaya. Ini namanya perang ekonomi,’’ tambahnya.

Dengan menyajikan contoh-contoh konkret, Nurwadi menggambarkan bagaimana bentuk perang yang lebih abstrak seperti ideologi dan ekonomi dapat menyusup ke dalam kehidupan sehari-hari.Hal ini tentu mengancam tatanan nilai dan kesejahteraan masyarakat. Ia menunjukkan bahwa bela negara modern melibatkan upaya untuk melindungi kearifan lokal, nilai budaya, dan ekonomi rakyat dari penetrasi asing yang mungkin membahayakan kedaulatan bangsa.

‘’Oleh karena itu apa yang telah tertanam menurut warisan leluhur kita harus dipertahankan’’ pungkasnya.

Tak hanya warga setempat, kegiatan ini juga dihadiri tokoh setempat. Tampak, Tatit Heru Tjahjono selaku Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk, Camat Wilangan, Kapolsek setempat, dan Kepala Desa Sukoharjo,
Harasono.

Dalam sambutannya, Harasono menyampaikan harapannya workshop ini akan membawa hikmah dan manfaat yang signifikan bagi Desa Sukoharjo dan seluruh warganya. Dengan mengangkat isu-isu penting seperti pertahanan bela negara dan kewaspadaan nasional. Acara ini juga diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman.

‘’Semoga dengan acara ini bisa membawa hikmah dan manfaat untuk desa Sukoharjo,’’ ujar Harsono.

Harasono, menambahkan pentingnya kerjasama antara pemerintah desa, kabupaten, provinsi, dan pemerintah pusat dalam rangka memberikan dampak positif yang lebih luas, baik dalam bidang pembangunan umum maupun pemberdayaan masyarakat. Dengan kerangka kerjasama yang kuat, sumber daya dan pengetahuan dari berbagai tingkatan pemerintahan dapat saling bersinergi, mengoptimalkan pelaksanaan proyek, serta mempercepat pencapaian tujuan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

‘’Semua itu kita berkolaborasi antara pemerintah desa, kabupaten, provinsi, dan pemerintah pusat baik dibidang pembangunan umum atau yang menyasar kepada masyarakat,’’ tambahnya. (*)

Reporter : Abdillah Qomaru/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.