
KOLOM (Lenteratoday) -Pertemuan politik antara Ganjar Pranowo dan Muhaimin Iskandar yang baru saja berlangsung agaknya bukan pertemuan politik biasa antara dua sahabat politisi. Namun melebihi itu. Yakni, memiliki tujuan-tujuan politik yang lebih penting ditinjau dari proses kerjasama politik dalam Pilpres 2024.
Pertama, pertemuan kedua politisi tersebut memperlihatkan kemungkinan mulai munculnya conflict of interest atau konflik kepentingan di internal koalisi partai politik pendukung Prabowo Subianto.
Apabila kita melihat postur gemuk dari empat partai pendukung koalisi maka tiga partai pendukungnya baik Golkar, Partai Amamat Nasional (PAN) maupun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masing-masing memiliki kepentingan kuat untuk menampilkan tokoh mereka sebagai calon wakil presiden.
Dalam konteks ini posisi Cak Imin yang sebelumnya telah diyakinkan untuk menjadi kandidat cawapres dari Prabowo Subianto, sangat mungkin dengan masuknya PAN dan Golkar dengan agenda cawapresnya masing-masing membuat posisi Cak Imin dapat tergeser ke calon-calon lainnya.
Pertemuan kedua elite tersebut menjadi rasional dalam konteks menjadi bagian dari sikap politik Muhaimin dan PKB untuk membangun aliansi dengan Ganjar.
Kedua, pilihan politik untuk lebih mendukung Ganjar menjadi rasional ditinjau dari efek ekor jas yang akan didapat oleh PKB mengingat ditingkat konstituen PKB menurut survey Indikator menunjukkan bahwa 40,3 persen pemilih PKB memilih Ganjar Pranowo, sementara Prabowo Subianto mendapat dukungan sebesar 30,5 persen, dan Anies Baswedan 25 persen.
Dalam kalkulasi seperti ini apabila PKB ingin memaksimalisasikan perolehan dalam pilpres maka pilihan yang ada, adalah mendukung pasangan Ganjar Pranowo.
Sementara itu apabila PKB dengan Cak Imin masuk dalam koalisi Ganjar, maka akan mempengaruhi soliditas politik bagi pasangan tersebut.
Skema Nasionalis-religius yang menjadi orientasi politik dari Ketum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan) yakni Megawati Soekarnoputri menjadi sejalan dengan kerjasama politik yang terbangun antara PDI Perjuangan, PPP dan PKB
Salam!
Airlangga Pribadi, dosen Ilmu Politik pada Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga