
NGANJUK (Lenteratoday) – Seiring adanya laporan kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Petak 26 Resor Pengelolaan Hutan (RPH) Gedang Klutuk, yang merupakan bagian dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kediri wilayah BKPH Pace, Selasa (29/8/2023), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk langsung bergerak cepat.
Abdul Wakid, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nganjuk, menyampaikan bahwa tim dari BPBD sudah dikerahkan ke lokasi di Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Meskipun belum ada informasi terbaru karena keterbatasan sinyal, tim tersebut berangkat ke lokasi kebakaran hutan dan lahan di kawasan lereng gunung Wilis tersebut.
“Mungkin di sana enggak ada sinyal akhirnya belum ada informasi sampai sekarang,” jelas Wakid saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (30/8/2023).
Menurut Wakid, titik kebakaran lokasinya jauh dari pemukiman warga di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. “Itu dari Ngliman saja (harus) jalan kaki lima jam katanya,” jelasnya.
Namun Wakid belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Ia beralasan saat ini personel BPBD Kabupaten Nganjuk masih melakukan pengecekan, termasuk memastikan lokasi kebakaran apakah masuk wilayah Nganjuk atau Kediri. “Itu masuk wilayah Kediri atau Nganjuk belum tahu,” ujarnya.
Chaisar Albar, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Nganjuk, mengonfirmasi adanya kebakaran hutan dan lahan di Lereng Gunung Wilis. Dia menjelaskan bahwa titik api telah dilaporkan pada pukul 14:30 WIB kemarin. “Kemarin titik api dilaporkan pukul pukul 14:30 WIB,” jelasnya.
Berdasarkan informasi yang diterima Chaisar, lahan yang terbakar kurang lebih seluas satu hektare. “Untuk jenis tanaman atau vegetasi hutan yang terbakar ilalang,” pungkasnya.
Menurut laporan data yang dihimpun Lenteratoday, sebanyak 141 personel terlibat dalam upaya pemadaman, termasuk tim dari Perhutani BKPH Pace, Polhutmob KPH Kediri, Polres Nganjuk, Polsek Sawahan, TNI Kodim Nganjuk-Koramil Sawahan, Kantor Kecamatan Sawahan, BPBD Kabupaten Nganjuk, serta relawan dari Tagana dan masyarakat setempat. Tindakan penanggulangan melibatkan pembuatan sekat bakar/ilaran sepanjang 600 meter, dengan rincian sekitar 300 meter untuk blok botol dan 300 meter untuk blok lunggur cilik.
Reporter : Abdillah Qomaru | Editor : Lutfiyu Handi