20 April 2025

Get In Touch

Stabilisasi Harga, UPT Perlindungan Konsumen dan Bulog Malang Pantau Penyaluran Beras SPHP

Stabilisasi Harga, UPT Perlindungan Konsumen dan Bulog Malang Pantau Penyaluran Beras SPHP

MALANG (Lenteratoday) - UPT Perlindungan Konsumen cabang Malang bekerja sama dengan Bulog setempat dalam menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Melalui pemantauan dan distribusi Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Langkah ini diambil untuk merespons lonjakan harga beras yang terjadi belakangan ini.

Kepala UPT Perlindungan Konsumen cabang Malang, Hamid Pelu, mengatakan pentingnya pengawasan terhadap harga beras saat ini. Ia menjelaskan bahwa pemerintah daerah dan Bulog telah bekerja sama dalam operasi pasar sebagai upaya nyata dalam mengatasi masalah harga beras.

"Karena ini juga dilakukan dalam rangka stabilisasi harga. Saat ini Bulog memasukkan beras SPHP dengan harga Rp 9.700 per kg, tapi penjualannya per 5 kg, jadi Rp 47.000 dan maksimal per orang dibatasi untuk membeli hanya dua pcs," ujar Hamid, ditemui usai melakukan pengawasan penyaluran beras SPHP di Pasar Blimbing, Kamis (31/8/2023).

Namun, dari hasil pemantauan di Pasar Blimbing tersebut. Hamid menjelaskan bahwa terjadi kesenjangan antara harga yang diharapkan dan yang terjadi sebenarnya. Pasalnya, pasokan jenis beras medium tidak ditemukan di beberapa toko dalam pasar tersebut, di mana jenis premium seperti merk Mentari lebih mendominasi.

"Sehingga yang tercatat adalah beras premium itu dianggap sebagai beras medium oleh para pembeli. Pembeli berpikir harga Rp 12 ribu itu untuk beras medium, ternyata itu beras premium. Mudah-mudahan dengan adanya beras Bulog ini, ada harga yang murah yang dibeli masyarakat. Dan mudah-mudahan kebutuhan masyarakat terpenuhi," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bulog cabang Malang, Siane Dwi Agustina, menyatakan bahwa sekitar 673 ton beras SPHP telah didistribusikan ke 17 pasar di Kota Malang sejak Januari 2023 lalu. Senada dengan Hamid, Siane juga menyebut bahwa distribusi ini merupakan bagian dari upaya untuk meredakan kenaikan harga beras.

Lebih lanjut, Siane juga menyebut bahwa beras SPHP memiliki peran penting sebagai stabilisator harga beras. "Apalagi sekarang ini panen gadu, kan nanti ke panen raya pada bulan Maret itu sangat jauh. Ini pengaruhnya di supply," ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, salah satu pedagang beras di Pasar Blimbing, Yanto, berpendapat bahwa distribusi beras medium oleh Bulog memang dapat berpotensi untuk menekan kenaikan harga beras. Namun, ia mengakui bahwa mengingat situasi saat ini yang merupakan musim paceklik, sehingga perlu diwaspadai.

Yanto menambahkan, preferensi konsumen di pasar sangat bervariasi. Menurutnya, pemgusaha warung dengan omzet besar biasanya memilih beras jenis premium, sementara pengusaha dengan omzet kecil lebih cenderung memilih beras jenis medium ke bawah.

Yanto juga menuturkan dampak kenaikan harga beras dalam dua bulan terakhir. Ia mengakui bahwa harga beras jenis premium seperti merk Lahap dan Mentari, naik dari Rp 290 ribu menjadi Rp 325 ribu per 25 kilogram, atau sekitar Rp 13 ribu per kilogramnya. "Dampaknya ya saya diomeli orang-orang (pelanggan). Dikira kan saya sendiri yang menaikkan harganya. Tapi ya tetap dibeli, karena kan mereka butuh," tutur Yanto.

Berdasarkan pantauan di lapangan, monitoring tersebut dilakukan pada tiga lapak yang berada di Pasar Blimbing. Di mana dua lapak telah menjualkan beras SPHP, sedangkan satu lapak belum. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.