Refleksi 78 Tahun Indonesia Merdeka: Gerakan Pemuda Surabaya Ajak GenZ Melek Sejarah, Termasuk Tragedi 98

SURABAYA (Lenteratoday) - Gerakan Pemuda Surabaya menyelenggarakan Refleksi 78 tahun Indonesia Merdeka dengan tema 'Tragedi 98 Wujud Nyata Masa Kelam'. Harapannya, anak muda melek sejarah dan menolak lupa sejarah. Tak hanya itu, dengan diskusi yang terbangun maka wawasan terhadap kancah politik makin terbuka jelang Pemilu 2024.
"Fokusnya adalah anak muda terutama generasi z itu mengetahui bahwa Indonesia itu punya masa lalu yang kelam dengan tokoh-tokoh yang kalau diberi tanda kutip itu tangannya penuh dengan darah. Dan orang-orang itu kemudian terindikasi ada yang menjabat, ada yang saat ini ingin maju sebagai pemimpin Indonesia," ungkap Mirza Akmal, Ketua Gerakan Pemuda Surabaya di Lantai 6 Gedung Rektorat Universitas 17 Agustus 1945 (untag) Surabaya Kamis (31/8/2023) malam.
Acara ini dihadiri lebih dari 250 peserta dengan rentan usia 17-25 tahun. Mereka diajak memahami runtutan sejarah yang tepat. Peserta juga diajak untuk tidak lupa sejarah Republik Indonesia, walaupun tidak mengalami sendiri.

Narasumber sekaligus saksi sejarah Tragedi 98 Hermawan Sulistyo, Anom Mastika, dan Becky Subechy menuturkan kisah dari sudut pandang mereka.
"Pesan kami sebenarnya sudah pernah disampaikan oleh pak Jokowi. Hati-hati, hati-hati, dan hati-hati. Jadi kemudian dengan media berupa kenangan masa lalu Indonesia yang kelam, kami ingin kemudian mengantarkan anak muda untuk punya pola pikir yang tepat dan jelas, bagaimana kemudian anak muda nanti yang memilih pemimpinnya," tegas Mirza.

Ia melanjutkan, pada Pemilu 2024 nanti, anak muda punya peran yang besar. Dan anak-anak muda yang saat ini sedang bertumbuh kembang, adalah anak-anak yang memiliki kewajiban ataupun harapan tinggi di pundaknya. Maka ia menegaskan kembali, bahwa Indonesia emas harus diraih dengan pemimpin yang tepat.
"Harapannya untuk teman-teman yang hadir baik itu gen z, millenial ataupun yang lain mereka bisa melek sejarah. Jadi sebenarnya kemarin saya sempat berpikiran sedikit liar, bagaimana teman-teman itu punya antusiasme yang sama antara ketika diajak diskusi bersama dengan antusiasmenya saat nonton konser. Dan itulah yang kemudian ingin kami bangkitkan pada malam hari ini," ucapnya.

Begitu pula dengan Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono. Dalam sambutannya ia menegaskan, ingin memiliki pemimpin yaitu tokoh yang tidak punya rekam jejak pelanggaran HAM.
"Tidak memiliki rekam jejak kekerasan, tidak punya rekam jejak yang merugikan integritas di Indonesia" tegasnya.(*)


Reporter : Jannatul Firdaus/Editor: widyawati