
SURABAYA (Lenteratoday) – Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah didukung oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur berkolaborasi bersama dengan Lazismu, Alfamart dan Baznas dalam penyelengaraan pelatihan kewirausahaan ke-dua bagi para difabel di Kota Surabaya, di SD Muhammadiyah 4 Pucang, Sabtu (2/9/2023).
Faozan Amar, Sekretaris Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mengatakan Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak serius terhadap kelompok penyandang disabilitas, baik dalam hal ekonomi, sosial, kesehatan, maupun pendidikan.
Menurutnya, program ini menjawab tantangan tersebut dengan menyediakan dukungan konkret guna membantu penyandang disabilitas beradaptasi dengan kondisi baru. Data survei yang dirilis oleh Jaringan Difabel Indonesia (JDI) menunjukkan betapa seriusnya dampak ekonomi pada penyandang disabilitas selama pandemi. Sebanyak 86 persen responden yang bekerja di sektor informal mengalami penurunan pendapatan signifikan.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Program Gerakan Ekonomi Inklusif Bagi Para Difabel ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan peluang bagi penyandang difabel pada aspek ekonomi, sosial, dan kewirausahaan.
Program yang meliputi penguatan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan, pemberian modal usaha serta pendampingan sesuai dengan rintisan masing-masing penerima manfaat ini diberikan pada 50 orang penerima manfaat pada gelombang ini yang berasal dari Jakarta, Depok, Tangerang dan Surabaya.
Sebagaian besar penerima manfaat bergerak dalam bidang usaha retail/warung, pijat dan tata rias. Melalui inisiatif ini, diharapkan bahwa para penyandang disabilitas beserta keluarga mereka akan lebih mampu dalam meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.
"Pelatihan ini sebagai bagian dari ikhtiar untuk mewujudkan kemandirian difabel, yakni dengan meningkatkan pendapatan melalui usaha yang dijalankan.” ungkap Faozan Amar.
Sukodiono, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur mendukung penuh dan mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya sudah seharusnya penyandang difabel dilibatkan dalam berbagai hal salah satunya berinovasi dan berwirausaha. “Dengan pelatihan seperti ini, saya yakin akan lahir potensi-potensi lahirnya diffablepreneur,” katanya.
Menurutnya, di negara-negara berkembang seperti di Indonesia, banyak para penyandang disabilitas yang mengalami diskriminasi sehingga menyebabkan tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan, harapannya dari pelatihan ini juga mampu mencegah diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas dengan meningkatkan kecakapan kerja dan kemampuan kerja mandiri melalui pendidikan dan pelatihan. Menambahkan pula Syamsul Ma’arif, Direktur GAMA Group, menyampikan.
“Event ini sebagai bentuk kepedulian perserikatan Muhammadiyah terhadap pertumbuhan ekonomi kecil menengah khususnya yang ditekuni para difabel. Bantuan berupa bimbingan, dukungan, juga modal sangat lah penting untuk pertumbuhan usaha mereka. Dan ini senada dengan salah satu ciri Muhammadiyah dengan motto Berkemajuannya,” tandasnya.
Acara pembukaan pelatihan keswirausahaa ini akan dihadiri oleh 150 warga Muhammadiyah dan 20 orang perwakilan penerima manfaat dari Kota Surabaya. Hadir dalam kegiatan pelatihan ini Hudi Nurwulan, Ketua MPKS PWM Jawa Timur, Ahmad Zaini Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Surabaya, ikut menghadiri kegiatan pembukaan pelatihan kewirausahaan bagi para difabel ini. Turut hadir pula Muhammad Husin, Manajer Bisnis PERUM Bulog Jawa Timur serta Syamsul Ma’arif, Direktur GAMA Group sebagai pembicara dalam pelatihan ini, khusus untuk memberikan motivasi kewirausahaan, strategi pemasaran serta pengelolaan usaha mandiri. (*)
Sumber : Rls | Editor : Lutifyu Handi