21 April 2025

Get In Touch

Gubernur Khofifah: Manajemen Tanaman Sehat Solusi Ketergantungan Petani pada Pupuk Kimia

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (ketiga dari kiri) membuka Pencanangan Penerapan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) Jawa Timur, Kamis (7/9/2023)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (ketiga dari kiri) membuka Pencanangan Penerapan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) Jawa Timur, Kamis (7/9/2023)

MOJOKERTO (Lenteratoday) -Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Temu Lapang sekaligus membuka secara resmi Pencanangan Penerapan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) Jawa Timur di Desa Ngarjo, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Kamis (7/9/2023).

Pembukaan Temu Lapang dan Pencanangan MTS ditandai dengan pemukulan kentongan oleh Gubernur Khofifah didampingi Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Jatim Dydik Rudy Prasetya.

Sebagai informasi, Program MTS merupakan upaya peningkatan produk ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan penerapan strategi Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), melalui pengelolaan agroekosistem atau ekosistem pertanian dalam suatu kawasan. Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang terencana, komprehensif, integral, dan berkelanjutan yang meliputi semua aspek ekologi, ekonomi, dan sosial.

Dalam penerapannya, MTS memperhatikan beberapa komponen dalam pertanian. Yakni, perencanaan tanaman, penggunaan pupuk organik, pengolahan tanah yang baik, benih berkualitas, pengelolaan air, pelestarian musuh alami seperti predator, parasitoid, dan agen antagonis, serta pengamatan dan pengendalian OPT.

Gubernur Khofifah mengatakan, program yang telah diterapkan pada lahan seluas 25 hektar ini bisa menjadi referensi penerapan MTS di daerah lain. Karena, program yang meminimalisir penggunaan pupuk kimia hingga 50 persen ini sudah membuahkan hasil berupa padi jenis Inpari 32 yang siap panen.

Menurut Khofifah, pencanangan MTS menjadi solusi nyata untuk mengurangi ketergantungan pupuk dan pestisida kimia. Terlebih saat ini ketersediaan pupuk bersubsidi semakin berkurang. Tak hanya itu saja, bahan kimia juga berdampak pada berkurangnya unsur hara dalam lahan pertanian jika digunakan puluhan tahun.

“Jika ingin produktivitas tanaman tinggi, maka kita harus menambah banyak pemupukan karena unsur hara tanah makin berkurang. Sedangkan pupuk bersubsidi saat ini makin berkurang. Oleh karena itu pupuk organik makin dibutuhkan, selain bisa mengembalikan ekosistem lahan, tanaman yang dihasilkan juga sehat ,” katanya.

Untuk diketahui, tanaman-tanaman hias yang berfungsi sebagai refugia ini adalah bunga krisan, bunga kertas, bunga pacar air, marigold, dan celocia yang merupakan sejenis bunga cengger ayam.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, keberadaan serangan OPT lebih terkendali atau menekan serangan OPT hingga 80%. Yakni serangan tikus terkendali 94 persen, serangan hama penggerek batang padi terkendali 36 persen, serangan wereng batang coklat terkendali 88 persen, serangan hawar daun bakteri terkendali 84 persen serangan penyakit blas terkendali 100 persen.

Tidak hanya itu, penerapan MTS telah meningkatkan kepadatan populasi musuh alami mencapai 15 kali dibanding manajemen kawasan secara konvensional. Sinergitas penerapan budidaya tanaman sehat di lokasi MTS menunjukkan adanya potensi penyelamatan kehilangan hasil panen akibat serangan OPT mencapai 12 persen atau secara umum produksi dapat ditingkatkan mencapai 12 persen.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan bahwa sebelum penerapan MTS ada di Desa Ngarjo Kecamatan Mojoanyar, belum ada suatu hal yang membuat masyarakat ingin berkunjung ke desa ini. Sehingga, dengan dijadikannya Desa Ngarjo sebagai lokasi pilot project MTS oleh Dinas Pertanian Jatim maka diharapkan akan bisa mengembangkan potensi desa sebagai desa wisata.

Ketua Poktan Sri Rejeki, Muchsin secara langsung menyampaikan bahwa MTS adalah anugerah bagi Desa Ngarjo. Karena pada penerapan MTS maka tanaman harus sehat dan yang mengonsumsi dipastikan sehat.

"Kami jadi memiliki banyak ilmu, ini juga mendukung produksi pupuk organik plus yang sudah kami lakukan secara mandiri. Kami juga melakukan pengamatan lahan secara berkala satu minggu sekali. Harapannya jangan sampai tanaman kita terserang hama. Kami mohon tindak lanjut MTS untuk ditingkatkan,” pungkasnya (*)

Reporter: Lutfiyu Handi|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.