
MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar Festival Padhang mBulan pada Sabtu (9/9/2023) malam. Festival ini mengusung semangat untuk memajukan sektor pariwisata, menghidupkan seni budaya tradisional, dan memberikan pengalaman berharga kepada anak-anak.
"Ini kita berusaha terus membuat event di Kota Malang untuk mengangkat kepariwisataan dan perekonomiannya. Dilaksanakan di Koridor Kayutangan, mumpung Kayutangan ini kampungnya sedang melambung setelah meraih juara 5 pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 kemarin," ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, ditemui usai acara tersebut, Sabtu (9/9/2023) malam.
Selain mengangkat kepariwisataan Kota Malang. Baihaqi menambahkan, festival ini memiliki misi yang lebih dalam, yaitu mengajarkan anak-anak terkait nilai-nilai budaya dan tradisi melalui permainan tradisional. Menurutnya, ini merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan anak-anak pada smartphone, dengan memberikan alternatif yang edukatif dan menghibur.
Dalam konteks ini, Baihaqi menyebutkan, festival Padhang mBulan akan menampilkan berbagai kegiatan yang diisi oleh anak-anak. Seperti permainan bantengan dan penampilan musik. Pihaknya juga menegaskan bahwa partisipasi anak-anak tidak terbatas pada wilayah sekitar Kayutangan saja, melainkan juga melibatkan anak-anak dari seluruh Kota Malang.
"Dalam acara ini, juga dikonsep dengan keterlibatan UMKM. Ini ada 73 UMKm yang 50 dari dalam kampung Kayutangan dan yang sisanya dari binaan Diskopindag Kota Malang," serunya.
Lebih lanjut, Baihaqi juga mengungkap rencana untuk menjadikan Festival Padhang mBulan ini, sebagai acara rutin dalam kalender wisata Kota Malang. Dikatakannya, gelaran ini mengikuti konsep Padhang Bulan, yang bertepatan dengan tanggal 15 kalender Jawa, saat terjadinya bulan purnama.
Namun, sambungnya, pada festival pertama kali ini, tidak jatuh pada tanggal tersebut. "Tapi, memang untuk event yang pertama kali ini, kita tidak menyelenggarakan saat bertepatan di tanggal 15 itu. Tapi di bulan depan, nanti kira kira di tanggal 29 Oktober 2023, itu akan kami selenggarakan tepat di tanggal 15 kalender Jawa, tepat di bulan purnama," terang Baihaqi.
Di akhir, Baihaqi memperkirakan bahwa jumlah pengunjung, akan lebih dari 1000 hingga 2000 pengunjung yang telah hadir dalam festival awal ini. Namun, dirinya optimis bahwa jumlah pengunjung akan terus meningkat dalam kegiatan selanjutnya.

Terpisah, Wali Kota Malang, Sutiaji, berharap bahwa Festival Padhang mBulan akan menjadi tempat untuk bersosialisasi dan berkumpul bagi warga Kota Malang. Sutiaji juga berbicara tentang filosofi festival ini, yang menggambarkan sinar bulan purnama sebagai lambang harapan, cita-cita, dan optimisme dalam kehidupan.
Selain itu menurutnya, festival ini juga bertujuan untuk mengajarkan anak-anak tentang momen bulan purnama di masa lalu yang digunakan untuk bermain permainan tradisional. "Maka harapannya, di festival ini anak-anak bisa melihat bahwa ternyata Indonesia ini luar biasa. Punya ragam permainan dan kesenian tradisional yang perlu dilestarikan mulai saat ini," tegasnya.
Diakhir, pria berkacamata ini, juga memberikan apresiasinya kepada seuruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan festival, termasuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Heritage Kajoetangan. Di sisi lain, ia juga meminta maaf kepada seluruh pengguna jalan yang mungkin merasa terganggu karena adanya penyelenggaraan festival tersebut.
"Dalam kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan permintaan maaf kepada para pengguna jalan yang merasa terganggu. Karena acara ini nantinya akan dilaksanakan selama satu bulan sekali di sini," tandasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi