21 April 2025

Get In Touch

Buka Peluang Pedagang Konvensional, Pemkot Malang Renovasi Pasar Buku Wilis

Suasana di dalam Pasar Buku Wilis. (Santi/Lenteratoday)
Suasana di dalam Pasar Buku Wilis. (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Pedagang di Pasar Buku Wilis Kota Malang telah lama menghadapi penurunan pendapatan yang signifikan akibat persaingan dengan e-commerce. Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menyebutkan adanya beberapa inisiatif yang telah diambil untuk mendukung para pedagang konvensional dalam menghadapi tantangan ini.

Eko menghendaki bahwa persaingan dengan e-commerce saat ini, telah membuat banyak pedagang di Pasar Buku Wilis merasa tertinggal. Namun, dikatakannya, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah merespons dengan tindakan konkret, salah satunya melalui renovasi pasar buku yang melegenda di Kota Malang ini.

"Setelah proses renovasi selesai, pasar ini akan mendapatkan konsep baru yang lebih menarik bagi pengunjung. Nah dari situ, meskipun pasar digital semakin marak. Tapi Pemkot berusaha untuk memastikan bahwa pengunjung Pasar Buku Wilis tetap merasa nyaman berbelanja di sana," ujar Eko, saat dikonfirmasi awak media, Kamis (21/9/2023).

Selain itu, Eko juga berencana untuk memberikan pelatihan kepada para pedagang. Menurutnya, usai memperbaiki sarana prasarana pasar, pihaknya akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para pedagang. Mengenai cara berjualan online guna mengikuti perkembangan teknologi.

Namun, pihaknya menekankan bahwa keberhasilan inisiatif ini akan bergantung pada proaktifnya para pedagang dalam mengikuti pelatihan tersebut. "Karena bagaimanapun pedagang harus pintar melihat potensi pasar. Pasti nanti akan kami sosialisasikan, tentunya secara bertahap," tambahnya.

Lebih lanjut, dalam konteks inovasi di era digital saat ini. Eko juga menyebutkan bahwa Pemkot Malang telah menyediakan gedung Malang Creative Center (MCC). Di mana tempat tersebut dibentuk agar seluruh masyarakat Kota Malang dapat mencoba untuk meningkatkan kreatifitas dan kompetensinya di bidang digital.

Menurutnya, dengan pemanfaatan gedung MCC, juga berguna untuk membantu pedagang konvensional beradaptasi dengan tren perdagangan online, termasuk live streaming penjualan melalui media sosial. "Mulai dari belajar tekniknya, caranya, di situ UMKM juga bisa, yang lain juga boleh. Sudah kami siapkan alatnya, kameranya. Karena pada akhirnya kita yang harus ikut perkembangan jaman dan Pemkot memfasilitasi itu untuk masyarakat," terang Eko.

Sementara itu, dalam pemberitaan sebelumnya, salah satu pedagang di Pasar Buku Wilis, Daliyah, mengakui bahwa pendapatannya telah mengalami penurunan signifikan sejak munculnya e-commerce. Pihaknya mencatat bahwa pendapatan harian yang dulu mencapai Rp 3 juta saat musim tahun ajaran baru, kini telah turun menjadi Rp 500 ribu, terutama karena tren belanja online.

Namun, Daliyah juga mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya dalam menjajaki perdagangan digital. Ia menganggap bahwa keterbatasan akses teknologi dan faktor usia merupakan hambatan yang cukup besar baginya. Pihaknya pun berharap, agar renovasi pasar yang dilakukan oleh Pemkot Malang ini, dapat memberikan dampak positif yakni adanya peningkatan penjualan para pedagang. "Ya kan habis ini selesai di renovasi. Harapannya bisa ramai (pembeli) lagi," seru Daliyah. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.