20 April 2025

Get In Touch

Jokowi Bisiki Ganjar: Habis Dilantik, Besoknya Langsung Kerja Kedaulatan Pangan

Presiden Jokowi duduk bersebelahan dengan Bacapres PDIP, Ganjar Pranowo saat hadiri Rakernas IV PDIP di Jiexpo Kemayoran pada Jumat (29/9/2023). [Tangkapan layar]
Presiden Jokowi duduk bersebelahan dengan Bacapres PDIP, Ganjar Pranowo saat hadiri Rakernas IV PDIP di Jiexpo Kemayoran pada Jumat (29/9/2023). [Tangkapan layar]

JAKARTA (Lenteratoday)- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, ketahanan pangan harus dipikirkan sejak sekarang. Sebab, dampak perang Rusia-Ukraina juga sudah dirasakan saat ini. Hal itu diungkapkannya saat memberi sambutan dalam Rakernas IV PDIP dengan tema ketahanan pangan.

"Ngeri sekali kalau melihat cerita semua negara sekarang ngerem, tidak ekspor pangannya. Gandum sudah, beras sudah, gula sudah, semuanya," kata Jokowi di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Jokowi menilai, saat ini butuh visi-misi lebih taktis untuk 5 hingga 10 tahun mendatang untuk mengantisipasi krisis pangan. Sudah tidak zaman lagi membuat visi misi yang hanya di awang-awang.

"Bukan visi-misi terlalu bagus di awang-awang tapi visi taktis, rencana kerja detail harus kita miliki dan saya yakin Pak Ganjar mampu menyelesaikan ini," ujar Jokowi.

"Tadi saya bisik-bisik ke beliau, 'Pak, nanti habis dilantik, besoknya langsung masuk ke kedaulatan pangan. Enggak usah lama-lama. Perencanaannya disiapkan sekarang, begitu dilantik, besok langsung masuk ke kerja kedaulatan pangan'," tutur Jokowi. Hal ini langsung disambut tepuk tangan yang meriah oleh hadirin.

Jokowi mengatakan, Indonesia harus bergerak dan mengantisipasi krisis pangan. Sejumlah negara memilih menahan ekspor pangan mereka ke berbagai negara. Dia mengatakan, saat ini sudah ada 22 negara yang tidak mau ekspor  imbas dari perubahan iklim. Hal ini dilakukan demi mengamankan pasokan di negaranya masing-masing.

Menurut Jokowi, perubahan iklim saat ini sudah sangat nyata terjadi dan tidak gampang untuk diselesaikan. Misalnya, kenaikan suhu bumi yang meningkat, kemarau panjang, kekeringan dimana-mana sehingga mengakibatkan gagal tanam dan panen, serta super el nino.

“Plus ditambah yang berkaitan dengan geopolitik dunia yang berpengaruh ke pasokan dunia. Perang Rusia-Ukraina yang kesannya jauh tapi kita rasakan karena keduanya merupakan produsen gandum terbesar dunia,” ungkapnya.

Tak hanya soal gandum, Jokowi juga menyebut saat hal yang terjadi saat ini membuat harga pangan dunia meningkat. Untuk itu, sudah ada 22 negara yang tidak mau ekspor bahan pangan termasuk beras.“Negaranya yakni, ada Uganda, Rusia, India, Bangladesh, Pakistan dan Myanmar terkahir yang masuk yang tidak lagi ekspor bahan pangannya,” jelas Presiden.“Gandum sudah, beras sudah, gula sudah, ngerem semuanya,” lanjut dia.

Reporter:dya,rls|Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.