BMKG Prediksi Suhu Panas di Jatim Mencapai 37 Derajat Celcius, Dinkes Kota Malang Ajak Masyarakat Waspadai Heat Stroke

MALANG (Lenteratoday) -Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengajak maayarakat mewaspadai potensi penyakit sengatan panas atau heat stroke yang mungkin terjadi selama cuaca terik di wilayah Jawa Timur. Prediksi dari BMKG Juanda, Sidoarjo, mengindikasikan bahwa suhu udara dapat mencapai titik tertinggi hingga 37 derajat Celsius.
Sebelumnya diketahui, BMKG Juanda, menyatakan bahwa suhu berkisar 33-36 derajat celcius diperkirakan akan berlanjut dalam kurun waktu 15 hari ke depan. Di mana pada tanggal 12-14 Oktober 2023 ini, sebagian besar wilayah Jawa Timur diprediksi mengalami peningkatan suhu udara hingga mencapai 37 derajat celcius.
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi heat stroke dalam kondisi cuaca yang sangat panas. Menurutnya, heat stroke terjadi akibat kombinasi udara kering dan suhu yang meningkat di luar ruangan, menyebabkan tubuh mengalami peningkatan suhu yang berpotensi menyebabkan dehidrasi. Gejala awal yang harus diwaspadai, sambungnya, meliputi pusing, mual, hingga rasa untuk ingin pingsan.
"Kalau umumnya, heat stroke ini biasa terjadi di musim haji, jadi karena cuaca di sana panas kemudian tingkat perlindungan jamaah kurang, sehingga terpapar sinar matahari. Kalau bahasa awamnya itu sengatan panas," ujar Husnul, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Selasa (3/10/2023).
Husnul menegaskan bahwa penanganan awal sangat penting untuk mengatasi gejala heat stroke ini. Dikatakan oleh Husnul, jika seseorang mengalami gejala heat stroke, dapat dilakukan dengan segera mengevakuasi orang tersebut ke tempat teduh dan longgarkan pakaian yang digunakan.
"Kemudian bisa juga kalau kondisi memungkinkan untuk diberikan asupan cairan. Itu pertolongan sementara, setelah itu langsung menghubungi faskes terdekat," tambahnya.

Lebih lanjut, dalam upaya pencegahan. Husnul menyarankan untuk membatasi atau bahkan menghindari melakukan kegiatan yang berada di luar ruangan terlebih saat kondisi cuaca panas dan terik. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk menggunakan alat pelindung seperti payung atau penutup kepala untuk mengurangi paparan panas.
"Kemudian harus cukup asupan air minum, meskipun gak haus, kalau bisa tetap harus minum," terang Husnul.
Diakhir, disinggung terkait tingkat keparahan heat stroke. Husnul menjelaskan bahwa hal ini sangat tergantung pada deteksi dini dan penanganan yang cepat. Dengan mendeteksi gejala lebih awal dan memberikan pertolongan yang tepat, menurutnya risiko keparahan penyakit ini dapat diminimalkan.
"Kalau penanganan lebih cepat, insyaallah tidak parah. Tapi kalau ini belum terdeteksi, kemudian kondisinya tidak baik, misalnya ada penyakit penyerta yang sudah ada, seperti diabetes militus, itu akan memperparah kondisi pada saat sengatan panas ini terjadi," tukasnya.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH