
NGANJUK (Lenteratoday) - Studio Radio Suara Anjuk Ladang (RSAL) FM, kedatangan tamu dari SDI Miftakhul Huda Nganjuk, yaitu siswa-siswi kelas 6 beserta guru pendamping yang sangat antusias untuk belajar tentang dunia broadcasting dan public speaking, Rabu (4/10/2023).
Hanis Ary Wibisono, penanggung jawab studio RSAL FM, dengan senang hati membuka kegiatan ini dan memberikan sambutan. “Perlu adik-adik ketahui bahwa radio kami ini di bawah naungan Dinas Kominfo khususnya bidang IKP. Nanti, akan kami perkenalkan satu persatu para penyiar di RSAL FM," tuturnya.
Hanis juga menekankan bahwa RSAL FM dapat didengarkan secara langsung melalui live streaming. Ia menjelaskan bahwa fokus utama mereka adalah suara dan frekuensi di gelombang 105,3 Mhz. Selain itu, pendengar juga dapat melakukan streaming melalui situs web rsalfm.nganjukkab.go.id
"Silakan adik-adik dengarkan dengan baik materi yang diberikan oleh pemateri, dan nanti kalian akan diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri atau yang bisa bersiaran monggo secara bergantian di dalam studio," tambahnya.
Tyo, penyiar yang dalam kesempatan itu bertindak sebagai pemateri tentang definisi radio mengatakan bahwa radio adalah sebuah media komunikasi dan informasi yang di dalamnya menyiarkan tentang news, information, and entertainment. "Keuntungan radio itu bisa diputar di mana saja, tanpa menggunakan kuota. Karena radio menggunakan signal dari pemancar tower atau antena," ujarnya.
Tyo juga menambahkan, bahwa radio bagaikan sebuah bioskop di bayangan atau di otak kalian. "You have a different imagination, theater in your mind. Kalian bisa mengimajinasikan suara yang kalian dengar oleh penyiar menjadi apapun. Ada lagi, radio adalah heart to heart jadi seolah-olah penyiar itu berbicara dengan kalian, berbicara dari hati ke hati," jelasnya.
Pemateri kedua, dari Asty, yang juga penyiar menyampaikan tentang materi tentang public speaking. "Menjadi penyiar harus memiliki ilmu public speaking yang mumpuni. Public Speaking adalah satu kompetensi atau keahlian yang bisa dipelajari. Berdasarkan survey tahun 2013 ternyata 41 persen orang takut bicara di depan umum," tuturnya.
Asty mengatakan teknik dasar public speaking yakni artikulasi (berbicara dengan jelas dan tepat), harus paham titik komanya (tanda baca), kontak mata tidak terpaku pada satu titik, jangan terlalu banyak menggunakan istilah yang sulit dipahami, bahasa tubuh (postur tubuh tidak terlihat gugup, pandang semuanya dan interaksi dengan semuanya).
Selain itu, ada 3 teknik dalam ilmu public speaking, yakni teknik impromtu/spontan, teknik ad libitum (teknik siaran dengan cara berbicara santai, enjoy, tanpa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan seleranya), mengategorikan materi menjadi 3 bagian. "Sebanyak dan sepanjang apapun materi akan bisa kalian kuasai dengan baik. Kuncinya, harus banyak latihan membaca, mendengar, menonton kemudian praktekkan setiap hari," pungkasnya. (*)
Reporter : Abdillah Qomaru/rls | Editor : Lutfiyu Handi