20 April 2025

Get In Touch

Ketua DPRDJawa Timur Berharap Kedepan Lebih Maju Lagi

Rapat Paripurna DPRD Jatim tentang Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke 78, Kamis (12/10/2023).
Rapat Paripurna DPRD Jatim tentang Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke 78, Kamis (12/10/2023).

Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-78


SURABAYA (Lenteratoday) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur menggelar Paripurna dalam rangka Hari Jadi Pemerintah Provinsi Jawa Timur ke-78, Kamis (12/10/2023). Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Kusnadi, mengharapkan supaya ke depannya Jawa Timur bisa lebih maju lagi.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak hadir bersama Ketua DPRD Jatim Kusnadi SH, Wakil Ketua Anwar Sadad dan Wakil Ketua Anik Maslachah. Sebagian besar Anggota DPRD Jawa Timur dari 9 Fraksi juga Tampak hadir mengikuti Paripurna Istimewa Hari Jadi ke-78 dengan khidmat.

“Atas nama keluarga besar DPRD Provinsi Jawa Timur saya mengucapkan Dirgahayu Provinsi Jawa Timur ke-78. Tema hari jadi kali ini adalah Jatim Bangkit Terus Maju, dengan ini merepresentasikan semangat dan tekat Jawa Timur ke depan dalam pembangunan di segela bidang yang berdampak pada kesejahteran masyarakat,” katanya.

Lebih lanjut, Kusnadi mengatakan bahwa tema tersebut juga mengandung makna lebih dari itu juga mempunyai harapan bahwa Jatim terus melaju lebih baik. “Bahwa, Jawa Timur akan terus melaju untuk berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang maju,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Kusnadi menjabarkan bahwa hari jadi Provinsi Jawa Timur ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) nomer 6 tahun 2007, tentang Hari Jadi Pemerintah Provisi Jatim. Perda itu menetapkan bahwa tanggal 12 Oktober tahun 1945 menjadi tahun Hari Jadi Provinsi Jawa Timur, sehingga tepat pada hari ini Provinsi Jawa Timur merayakan hari jadinya ke-78.

“Perlu kami sampaikan, mengapa kemudian DPRD Provinsi Jawa Timur di dalam perdanya nomer 6 tahun 2007 menetapkan tanggal 12 Oktober sebagai hari jadi pemerintahan Provinsi Jatim dan ini adalah satu Perda yang pada waktu pembentukannya itu yang diinisiasi oleh DPRD Provinsi Jatim yang menampilkan satu kondisi sedemikian rupa. Sehingga DPRD provnisi jatim berserta pemerintah Jatim pernah digugat karena menetapkan Perda ini sebagai dasar hukum untuk pembentukan Pemerintah Provins Jatim karena ini dianggap sebagai penyimpangan sejarah yang luar biasa,” Kusnadi mengisahkan.

Kemudian dia melanjutkan bahwa dalam sejarah kebangksaan Indonsia tepatnya setelah Indonesia diproklasikan pada 17 Agustus 1945, maka sehari setelahnya pemerintah menyepakati tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dibagi menjadi 8 provinsi dan satu di antaranya adalah Provinsi Jawa Timur.

Kemudian, pada 19 Agustus 1945 mulai dilakukan penunjukan siapa yang akan memimpin provinsi itu. Kemudian untuk Provinsi Jatim yang ditugaskan pertama kali menjadi gubernur adalah Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo yang pada waktu itu masih bertugas sebagai Residen Bojonegoro.

“Pada saat yang sama beliau juga ditugaskan Pemerintah Pusat untuk menjadi Gubernur Jatim yang pertama. Oleh karena beliau masih menjabat sebagai Residen Bojonegoro, maka tentunya beliau akan bertangggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya di Residen Bojonegoro,” kisahnya.

Kemudian, berdasarkan diskusi yang dilakukan bersama dengan pemerintah provinsi dan para pakar akhirnya mendapat kesepakatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur berdasarkan pertama kali Gubernur Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo masuk pertama kali di Gedung Grahadi.

Lebih lanjut Kusnadi mengatakan mengapa hari jadi Provinsi Jatim bukan berdasarkan pemerintahan Belanda, padahal pada saat penjajahan juga sudah ada provinsi Jatim dengan bukti banyak yang sudah menjabat sebagai gubernur sebelum kemerdekaan Indonesia.

“Kalau memang di jaman penjajahan, apakah semangat kita ini semangat penjajahan ? tentunya kita menolak. Kalau kemudian kita menolak kolonialisme tentunya ya semangat proklamasi, kalau semangat proklamasi kemudian pada saat pembantukan provinsi yang 8, nanti ulang tahunya bareng, jadi di mana ciri khas kita?, ini menjadi perdebatan yang luar biasa,” tandasnya.

Maka, lanjutnya, kemudian pada waktu itu untuk mencari ciri khas dilihatkan dari sisi kepribadian gubernur pertama provinsi Jawa Timur. “Maka kita tetapkan bahwa hari jadi pemerintahan Provinsi Jawa Timur itu pada saat pertama kali Gubernur Provinsi Jawa Timur Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo masuk ke Grahadi. Menyelesaikan tugas di residen Bojonegoro kemudian memulai tugasnya di Grahadi, dan itu adalah tanggal 12 Oktober tahun 1945,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan berbagai keberhasilan Jawa Timur selama lima tahun terakhir ini. Keberhasilan itu dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang telah diterima selama kepemimpinannya. Setidaknya ada 631 penghargaan yang telah diterima.

Keberhasilna itu mulai dari penurunan kemiskinan ekstrem yang sangat signifikan. Pada tahun 2020 kemiskinan ekstrem di Jatim 4,40%. Angka ini kemudian menurun di tahun 2021 menjadi 2,23%. Dan pada tahun 2022 turun lagi menjadi 1.56 persen.

"Jatim juga berhasil mengurangi ketimpangan sosial yang tercermin dari penurunan signifikan GINI ratio kita. Hal ini menunjukkan hasil prestasi yang kita capai dilalui dengan jerih payah dan pengorbanan dari seluruh elemen rakyat Jawa Timur," katanya.

Jawa Timur juga membuktikan sebagai provinsi dengan gudangnya desa mandiri. Terbaru, berdasarkan pemutakhiran Indeks Desa Membangun (IDM) 2023, Jatim dinobatkan sebagai provinsi dengan desa mandiri terbanyak se-Indonesia, dengan keberhasilan membangun desa mandiri di berbagai pelosok wilayah Jawa Timur dengan 2.800 desa dengan status mandiri, 3.674 desa maju, dan 1.247 desa dengan status berkembang.

"Dengan demikian, Jatim menjadi penyumbang desa mandiri terbanyak dibanding provinsi lain. Dari total 11.456 desa mandiri di Indonesia, 24,44 persen desa mandiri ada di Jatim. Terimakasih kepada para kepala desa, camat, bupati serta pendamping desa di Jawa Timur," jelasnya.

Kemudian, Jatim juga merupakan Provinsi Lumbung Pangan Nasional. Hal ini ditunjukkan pada sektor pertanian, dimana pada tahun 2020, 2021 dan 2022 Jawa Timur merupakan Provinsi dengan produksi padi nomor satu nasional. Di samping itu, Jawa Timur merupakan Provinsi dengan kontribusi nomor satu nasional untuk komoditas Jagung, Cabe rawit, Bawang Merah, Mangga, Pisang, dan Mawar.

“Demikian pula untuk komoditas pangan lainnya seperti sapi potong, sapi perah, ayam petelur, daging, telur, susu, gula kristal tebu, tembakau dan garam yang juga merupakan nomor satu nasional. Jawa Timur juga merupakan eksportir tertinggi Nasional untuk komoditas perikanan meliputi tuna, cakalang, tongkol dan udang. Terimakasih para petani, nelayan serta gapoktan se Jawa Timur," katanya. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.