21 April 2025

Get In Touch

Ringankan Beban Masyarakat, Pemkot Malang Kembali Gelar GPM

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat meninjau stan Bulog di program Gerakan Pangan Murah, Kecamatan Lowokwaru, Senin (16/10/2023). (Santi/Lenteratoday)
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat meninjau stan Bulog di program Gerakan Pangan Murah, Kecamatan Lowokwaru, Senin (16/10/2023). (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kembali melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang kali ini menyasar warga di Kecamatan Lowokwaru. Langkah ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga pangan, terlebih akibat kondisi kekeringan di musim kemarau ini.

Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menjelaskan bahwa GPM merupakan hasil kerjasama antara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), serta didukung oleh Bank Indonesia (BI), Bulog, dan BUMD Kota Malang, Perumda Tugu Aneka Usaha (Tunas).

"Di sini perbandingan harganya mulai Rp 1000 sampai 5 ribu, baik dari Bulog, Rajawai maupun dari Perumda Tunas. Itu untuk semua harga sembako, bukan hanya beras saja. Jadi juga ada minyak goreng, gula, telur ayam, bawang putih, cabe, tomat, dan garam," ujar Wahyu Hidayat, ditemui usai membuka GPM di Kecamatan Lowokwaru tersebut, Senin (16/10/2023).

Wahyu mengharapkan, agar program GPM ini dapat memberikan dampak positif yang nyata untuk membantu meringankan beban kebutuhan pokok bagi masyarakat. Maka untuk kedepannya, Wahyu menyebut bahwa GPM akan diselenggarakan rutin setiap satu bulan sekali di 2024 nanti.

"Kemudian harapan kita ke depan, dengan kondisi el nino yang cenderung tidak menurun dan semakin lamanya kekeringan, stabilitas harga pangan yang bisa dirasakan dan dijangkau oleh masyarakat bisa dapat dinikmati. Termasuk juga dapat menekan inflasi," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, menambahkan bahwa GPM sebelumnya juga telah diselenggarakan di beberapa kecamatan, termasuk Kedungkandang, dan Sukun.

Dalam kesempatannya ini, Slamet juga mengakui, meskipun terdapat penurunan produksi pangan di tingkat nasional dan provinsi akibat cuaca El Nino. Namun kebutuhan stok pangan di Kota Malang, sambungnya, tetap relatif aman karena mayoritas sawah di kota ini yang telah menggunakan irigasi teknis.

Antrean masyarakat yang memanfaatkan program Gerakan Pangan Murah untuk membeli kebutuhan bahan pokok dengan harga terjangkau, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Senin (16/10/2023). (Santi/Lenteratoday)

"Di sini kami menyediakan beras 6,35 ton, minyak goreng 882 liter, gula 225 Kg, telur ayam 53 Kg, bawang putih 50 Kg, cabe rawit 20 Kg, cabe merah 20 Kg, tomat 100 Kg, garam 40 Kg," jelasnya.

Pasalnya, setelah diselenggarakan sebanyak 3 kali, Slamet menyebutkan bahwa efektifitas GPM dapat terlihat dalam angka inflasi Kota Malang yang semakin menurut. Saat ini, tingkat inflasi di Kota Malang menurutnya hanya sekitar 0.18 persen, di bawah tingkat provinsi dan nasional.

"Yang utama kita lihat di perkembangan inflasi daerah Kota Malang, alhamdulillah terjaga, tidak sampai di bawah nol koma persen. Jadi kita indikatornya di sana, bisa tergambar bagaimana pelaksanaan GPM ini berpengaruh pada penanggulangan inflasi yang terlalu tinggi," papar Slamet.

Sementara itu, salah satu warga yang memanfaatkan GPM ini, Rokayah (51), mengungkapkan, dari program ini pihaknya telah mendapatkan beberapa bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, Rokayah juga mengharap agar program ini dapat menjadi program rutin dan komprehensif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

"Ya, alhamdulillah, beda Rp 2-4 ribu itu sudah senang. Yang penting bisa makan, mau sama nasi garam saja, yang penting anak bisa makan. Saya baru pertama kali datang ke pasar murah seperti ini, dikasih tahu sama wali kelasnya anak saya melalui grup WA, Alhamdulillah ada seperti ini. Ini tadi beli telur 2 Kg, sama beras juga," ungkap Rokayah. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.