20 April 2025

Get In Touch

Anggota DPR RI Bambang DH dan Dosen Fisip Unair: Kupas Tuntas Peluang dan Tantangan Sistem Demokrasi 

Probo Darono Yakti, M.Hub.Int., saat menyampaikan materi pada acara Aspirasi Masyarakat Badan Kajian MPR RI sesi 2 pada Selasa (17/10/2023) siang. (Ali Wahyoedi/LenteraMedia)
Probo Darono Yakti, M.Hub.Int., saat menyampaikan materi pada acara Aspirasi Masyarakat Badan Kajian MPR RI sesi 2 pada Selasa (17/10/2023) siang. (Ali Wahyoedi/LenteraMedia)

SURABAYA (Lenteratoday) - Kata demokrasi saat ini makin sering didengar di tahun politik jelang Pemilu 2024 seperti saat ini. Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang DH dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair), Probo Darono Yakti, M.Hub.Int., mengupas tuntas dalam kegiatan Aspirasi Masyarakat Badan Kajian MPR RI Selasa (17/10/2023) siang di Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 (Untag) Surabaya.

"Demokrasi kita itu seperti apa sih? misal apakah kita demokrasi liberal yang kemudian membebaskan siapapun untuk berkompetisi secara bebas? Nah kalau itu diterapkan di sini kan rasanya nggak cocok. Oleh karena itu saya datangkan ahli, biar dibedah," ungkap Bambang DH di depan para peserta yang terdiri dari masyarakat umum, mahasiswa, serta pelajar Surabaya tersebut.

Mengambil tema ‘Sistem Demokrasi Kerakyatan di Indonesia : Peluang dan Tantangan’, Probo Darono Yakti, M.Hub.Int., dengan lugas memberikan paparannya. Probo membuka penjelasan dengan arti Demokrasi menurut Abraham Lincoln, yaitu sebuah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat."Demokrasi itu artinya adalah kita sebagai orang biasa, semua memiliki hak yang sama. Itu kemudian mewakilkan diri, mengorganisasikan diri dalam pemerintahan," jelasnya.

Probo Darono Yakti membuka materi "Sistem Demokrasi Kerakyatan di Indonesia : Peluang dan Tantangan", Dikatakannya, mungkin saja peserta pernah mendengar komentator-komentator politik di televisi dan YouTube, serta mendengar perdebatan-perdebatan di acara televisi yang menyebutkan bahwa demokrasi di Indonesia itu cacat dan sebagainya. Namun menurutnya, tetap perlu diingat bila meskipun tidak sempurna, demokrasi merupakan sistem yang terbaik diantara yang lain.

Anggota Komisi VII DPR RI sekaligus Anggota MPR RI Bambang DH saat memberikan materi pada acara Aspirasi Masyarakat Badan Kajian MPR RI pada Selasa (17/10/2023). (Ali/LenteraMedia)

Ia juga mangajak peserta kembali pada siklus Polybius. Salah satu tokoh Yunani kuno yang menyebut bahwa ada beberapa sistem pemerintahan yang berjalan, salah satunya adalah demokrasi. 

Ia juga memberi contoh lain, yaitu sistem pemerintahan monarki atau kerajaan. Saat kewenangan ada di tangan raja, yang tentu berbeda dengan demokrasi. Probo menjelaskan materinya dengan sederhana kepada peserta yang mayoritas merupakan pelajar ini. Ia memberi contoh dengan perumpamaan perbedaan warna kesukaan setiap orang.

"Soal warna misalnya, adik-adik semua pasti memiliku warna kesukaan berbeda-beda. Misal Liza suka warna biru, Dimas suka warna kuning, Diah suka warna merah. Nah, semua warna itu di dalam demokrasi boleh. Walau punya pilihan-pilihan yang berbeda," jelas Probo.

Dia pun mengeluarkan guyon, bila perumpamaan warna tak ada kaitannya dengan partai politik. “Nggak warna partai lho ya,” katanya disambut tawa peserta.

Ditegaskannya, dalam demokrasi perbedaan pendapat bebas diberikan. Namun kemudian yang terpenting adalah bagaimana pendapat-pendapat yang berbeda itu, semuanya  bisa terakomodasi dalam demokrasi dengan baik. "Jadi kita melihat bahwa demokrasi tidak sempurna, tapi adalah suatu sistem pemerintahan yang menurut saya ideal. Sederhananya masyarakat di-orang-kan," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, ketua pelaksana, Tarmuji sepakat dengan para narasumber. Bila demokrasi menjadi pilihan tepat di Indonesia yang memiliki keberagaman dan kebhinekaan masyarakat. 

"Terima kasih kepada peserta yang sudah hadir. Semoga apa yang ini nanti disampaikan oleh narasumber bisa diterima dan bisa bermanfaat bagi kita semua dalam menjalankan kehidupan dalam negara kesatuan Republik Indonesia," ungkapnya.

Reporter : Jannatul Firdaus | Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.